Hidayatullah.com– Seekor gajah Thailand yang diberikan kepada Sri Lanka pada 2001 dikembalikan ke tempat kelahirannya setelah memicu pertikaian diplomatik disebabkan perlakuan buruk yang dialami gajah tersebut selama berada di Sri Lanka.
Bangkok menuntut pengembalian gajah itu setelah muncul kabar hewan besar itu disiksa selama ditempatkan di sebuah kuil Buddha.
Perdana Menteri Sri Lanka Dinesh Gunawardena mengatakan pada bulan Juni mengatakan kepada parlemen bahwa pihaknya sudah menyampaikan permintaan maaf secara resmi kepada Raja Thailand Maha Vajiralongkorn perihal kondisi buruk yang dialami Muthu Raja.
Muthu Raja, gajah jantan berusia 29 tahun, tiba di Chiang Mai, Thailand, hari Ahad (2/7/2023) dalam sebuah peti baja khusus yang diangkut penerbangan reparasi komersial berongkos 19 juta baht atau sekitar ($540.000), didampingi empat pawang dari Thailand dan seorang petugas kebun binatang Sri Lanka.
Gajah berbobot 4.000kg itu akan menjalani hidroterapi untuk mengobati cedera pada kaki kiri depannya, lansir BBC.
Baik Sri Lanka maupun Thailand menganggap gajah sebagai binatang suci.
Pada 2001, keluarga Kerajaan Thailand menghadiahkan tiga ekor gajah, termasuk Muthu Raja, kepada pemerintah Sri Lanka untuk dilatih sebagai pembawa relik ritual keagamaan. Muthu Raja ditempatkan dalam perawatan sebuah kuil di selatan negara itu.
Kelompok peduli binatang menuduh hewan itu dipekerjakan bersama dengan kru penebangan kayu di kuil, sehingga mamalia besar itu mengalami kaki kaku akibat cedera yang lama diabaikan.
Aktivis berbasis di Sri Lanka dari kelompok Rally for Animal Rights and Environment (RARE) tahun lalu melobi pejabat-pejabat Thailand agar turun tangan setelah selama berbulan-bulan tidak berhasil mendesak pemerintah Sri Lanka untuk bertindak, kata pendiri kelompok itu Panchali Panapitiya.
RARE juga telah mengajukan petisi kepada pihak berwenang untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas penelantaran gajah tersebut.
Menteri Satwa Liar Sri Lanka Pavithra Wanniarachchi mengatakan kepada media lokal bahwa Thailand “bersikeras” menuntut agar Muthu Raja dikembalikan, setelah duta besarnya di Sri Lanka mendapati kondisi kesehatan gajah itu buruk saat lawatan tahun lalu.
Muthu Raja dalam kondisi kesakitan dan dipenuhi abses ketika dikeluarkan dari kuil November 2022, lapor AFP. Para aktivis mengklaim pawangnya yang menyebabkan sebagian luka itu.
Muthu Raja dipindahkan ke tempat perawatan sementara di National Zoological Garden di Sri Lanka dan sebagian luka-luka yang dialaminya sudah sembuh beberapa bulan terakhir.
Pemerintah Thailand berhenti mengirimkan gajah ke luar negeri sejak sekitar tiga tahun lalu menyusul protes dari kalangan aktivis, kata Menteri Lingkungan Thailand Varawut Silpa-archa pada bulan Juni.
Departemen satwa liar pemerintah di Bangkok mengatakan terus memantau kondisi gajah Thailand yang sudah dikirim ke luar negeri.*