Hidayatullah.com—Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Anwar Abbas mengatakan korporatokrasi (pemerintahan perusahaan) dinilai sangat berbahaya bagi kehidupan. Hal ini karena kedaulatan negara dan kedaulatan rakyat menjadi tergadai karena yang mendominasi kehidupan adalah kedaulatan pengusaha.
“Hal ini tentu jelas sangat berbahaya karena akhirnya kedaulatan negara dan kedaulatan rakyat jelas akan tergadai karena yang akan menonjol dan mendominasi dalam kehidupan ini adalah kedaulatan pengusaha sehingga negara tidak lagi dapat berfungsi menjalankan tugasnya dengan baik untuk melindungi, mencerdaskan dan mensejahterakan rakyat” demikian kata Buya Anwar Abbas dalam pernyataan yang diterima hidayatullah.com, Kamis, (21/9/2023).
Dampak dari hal ini, ujar Buya Abbas rakyat menjadi korban dan negara menjadi tergadaikan, karena yang mengendalikan dan menentukan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah para pemilik modal.
Menurutnya, sebuah pemerintahan yang menganut sistem korporatokrasi cenderung lebih takut kepada pengusaha dan investor dari pada kepada rakyatnya. Mengutip Karl Marx, para pemilik modal adalah orang-orang yang rakus dan tamak dan tidak peduli dengan nasib orang banyak.
“Karena yang mereka pikirkan adalah hanya dirinya dan perusahaannya saja,” ujar salah satu Ketua PP Muhammadiyah ini.
Ia mengutip pandangan George Soros, seorang investor kelas kakap dunia dimana hidupnya hanya mencari dan mendapatkan uang dan tidak peduli efek sosial. Jawaban pemodal keturunan Yahudi dan pemilik Open Society Institute disampaikan saat mendapat pertanyaan saat dirinya disebut sosoak yang tidak disukai masyarakat di Thailand, Malaysia dan di Indonesia karena telah merusak tatanan sosial.
“Jadi sistem korporatokrasi ini adalah sebuah sistem yang sangat-sangat buruk karena dalam sistem ini kekuatan ekonomi dan politik akan berada di satu tangan yaitu para pemilik kapital (modal). Bila ini yang terjadi kata Milton Friedman maka sistem ini akan melahirkan rezim yang tiranic atau rezim yang dzalim dimana rakyat banyak hidup menderita,” ujar Buya Abbas.
Ishak Rafick dalam bukunya “Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia” mengatakan, istilah korporatokrasi adalah kedaulatan yang tidak lagi berada di tangan rakyat, tapi berada di tangan berbagai perusahaan besar yang menguasai pasar. Suara rakyat hanya diperlukan menjelang dan selama pemilihan umum (Pemilu).
Sedang menurut Dr Amien Rais dalam buku “Agenda Mendesak Bangsa, Selamatkan Indonesia!”, korporatokrasi dilukiskan sebagai sistem kekuasaan yang dikontrol oleh berbagai korporasi besar, bank-bank internasional dan pemerintah.*
Yuk bantu dakwah media melalui Hidayatullah.com BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH)