Hidayatullah.com—Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Banyumas mengungkap pil ekstasi jenis baru yang tak mudah terdeteksi dengan alat biasa. Pil ekstasi tersebut disita dari seorang pengedar narkoba di Desa Banteran, Kecamatan Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa lalu.
“Karena waktu kita cek dengan alat standar tidak terdeteksi. Terus kita lakukan pendalaman dan dicek di laboratorium forensik milik Polda Jateng, baru terdeteksi ada kandungan epilon,” kata Kabid Pemberantasan BNN Provinsi Jawa Tengah, Kombes Arif Dimjati.
Menurut Arif, pil tersebut beredar di wilayah Banyumas dan Jawa Tengah. Pihaknya bahkan sempat kesulitan mendeteksi kandungan zat yang terdapat pada pil tersebut.
Epilon, kata Arif, termasuk dalam narkotika golongan 1 yang tidak boleh diedarkan. “Epilon ini bekerja dengan cara menstimulasi sistem saraf pusat penggunanya dan efek yang ditimbulkan hampir sama dengan ekstasi,” ujarnya dikutip KBRN.
Menurutnya, Epilon memiliki reaksi yang lebih cepat ke penggunanya dibandingkan ekstasi jenis lain. Yaitu, memunculkan rasa senang berlebihan, menurunkan nafsu makan, dan memicu depresi.
Dari tersangka berinisial AM (33), petugas menyita 13 butir pil dengan berat bruto kurang lebih 6,13 gram. Pil tersebut berwarna biru dengan motif cetakan kepala singa dan tulisan Kenzo di sisi sebaliknya.
“Tersangka mengaku bahwa pil tersebut didapat dari seseorang berinisial MN, yang saat ini masih ditelusuri keberadaannya. Pil tersebut akan diedarkan di wilayah Banyumas dengan harga Rp400 ribu sampai Rp500 ribu per butir,” ujar Arif
Akibat perbuatannya, AM terancam pidana penjara maksimal 20 tahun. Sedangkan MN sudah ditetapkan masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).*