Hidayatullah.com—Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu mengajak negara Arab bersama-sama memerangi kelompok Gerakan Perlawanan Islam (Hamas). Netanyahu mengajak para pemimpin dunia Arab untuk keluar memerangi Hamas.
“Kepada para pemimpin negara-negara Arab, para pemimpin yang mengkhawatirkan masa depan negaranya dan Timur Tengah, saya katakan satu hal: Anda harus tampil melawan Hamas. Dalam 16 tahun tiraninya, Hamas telah membawa bencana di Gaza. Hal ini hanya membawa dua hal bagi penduduk Jalur Gaza: Darah dan kemiskinan,” demikian kata-kata provokasinya ditujukan para pemimpin dunia Arab hari Sabtu (11/11/2023) di Kirya di Tel Aviv.
Dalam konferensi pers yang didampingi Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Benny Gantz ia juga memprovokasi jika Hamas adalah terorisme yang didukung Iran. “Hamas adalah bagian integral dari poros terorisme yang dipimpin oleh Iran, dan poros terorisme dan kejahatan ini membahayakan seluruh Timur Tengah, dan juga seluruh dunia Arab. Saya yakin banyak pemimpin Arab memahami hal ini,” demikian ajaknya.
Bahkan guna mencari simpati, ia mengaitkan Hamas dengan ISIS, dan mengklaim akan mampu membebaskan tawanananya. “Tidak ada yang bisa menggantikan kemenangan. Kami akan melenyapkan Hamas dan mengembalikan sandera kami,” katanya.
Ia bahkan percaya diri mengatakan perang dengan Hamas mencapat titik kekuatan penuh. “Perang melawan (Hamas) sedang berlangsung dengan kekuatan penuh, dan mereka mempunyai satu tujuan, yaitu menang. Tidak ada alternatif selain kemenangan,” katanya, meski sampai saat ini tidak ada satupun anggota pejuang Palestina yang ditangkap.
Berbicara tentang sandera yang disandera oleh pejuang Palestina, Netanyahu mengatakan dia telah mendengar segala macam laporan di media global dari sumber yang tidak berwenang.
“Arahan saya dan kabinet jelas: Tidak akan ada gencatan senjata tanpa kembalinya sandera kami.
“Saya juga ingin mengklarifikasi bahwa penyelenggaraan kontak internasional mengenai pembebasan sandera dilakukan oleh Direktur Mossad David Barnea, dengan bantuan Mayjen. (Purn) Nitzan Alon, dan ketika kami ingin menyampaikan sesuatu, sesuatu yang konkrit, kami akan mengabarkan kepada keluarga korban dan menyerahkannya kepada Pemerintah secara penuh. Sampai saat itu tiba, kehati-hatian akan menentukan sikap diam.”
Netanyahu juga mengeluarkan peringatan keras kepada kelompok Hizbullah di Lebanon untuk tidak membuat kesalahan. Dia mengatakan intervensi Hizbullah dalam konflik saat ini antara Palestina dan ‘Israel’ hanya akan memperburuk situasi.
“Jangan membuat kesalahan dengan memasuki perang. Itu akan menjadi kesalahan selama sisa hidup Anda.”
“Keterlibatan Anda dalam perang akan menentukan nasib Lebanon,” kata Benjamin Netanyahu di televisi, yang disiarkan di televisi, dengan wajah tegang.
Kekalahan ‘Israel’
Sementara itu, Juru bicara militer Brigade Martir Izzuddin al-Qassam, Abu Ubaidah melaporkan bahwa para mujahidin Palestina telah berhasil menghancurkan 20 kendaraan militer Zionis dalam waktu 48 jam.
Dalam rekaman video yang ditayangkan TV Al Jazeera ia juga menyampaikan para mediator Qatar melakukan upaya untuk membebaskan perempuan dan anak-anak ‘Israel’ di Gaza, sebagai imbalan atas pembebasan anak-anak Palestina dan 75 tawanan perempuan Palestina, namun pihak penjajah justru menolaknya.
Ia menyebut bukti nyatanya adalah pembunuhan terhadap warganya sendiri, seorang tawanan perempuan bernama “Faul Azai Mark Asiani”, yang ditangkap hidup-hidup dan meminta dibebaskan sejak awal perang tetapi dibunuh dalam serangan musuh beberapa hari yang lalu.
“Penjajah tidak peduli dengan pembunuhan para tawanannya,” ujar Abu Ubaidah sebagaimana dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC) berbahasa Arab, Senin, 13 November 2023.
‘Israel’ terus mengalami kekalahan dengan tewasnya satu-persatu tentaranya di tangan para pejuang Palestina. Hal ini berbeda terbalik dengan propaganda ‘Israel’ seolah-olah telah mengalami kemajuan dalam perang daratnya yang telah dimulai sejak 7 Oktober 2023.*