Hidayatullah.com– Presiden Sudan Selatan Salva Kiir memecat dua menteri dan kepala pemerintahan negara bagian Warrap di sebelah utara negeri miskin tetapi kaya sumber alam itu, sementara merebak isu kudeta.
Kiir memecat menteri urusan kepresidenan Barnaba Marial Benjamin dan menteri perdagangan Kuol Athian, lewat dekrit yang dibacakan di layar stasiun televisi nasional Senin malam (27/11/2023), lansir BBC.
Kiir juga memberhentikan menteri pelayanan publik Bangasi Joseph Bakosoro, dan menunjuk dirinya sendiri sebagai menteri urusan kepresidenan.
Tidak dijelaskan apa alasan pemecatan itu, tetapi sebelumnya sudah dilakukan pemberhentian beberapa pejabat keamanan – termasuk kepala kepolisian – di tengah merebaknya isu kudeta.
Pemecatan itu dilakukan ketika Sudan Selatan akan melaksanakan pemilihan umum demokratis pertama sejak menjadi negara merdeka pada Juli 2011. Pemilu dijadwalkan digelar bulan Desember tahun depan tetapi tanggalnya belum dipastikan.
Sejak memisahkan diri dari Sudan, negara baru Sudan Selatan langsung menghadapi masalah perang saudara, pemberontakan dan perebutan kekuasaan.
Negara itu sejauh ini belum benar-benar dapat menggarap kekayaan alamnya untuk kesejahteraan rakyat disebabkan masalah-masalah tersebut, padahal dulu alasan kemiskinan dan marjinalisasi oleh pemerintah pusat di Khartoum yang membuat mereka memberontak dan bertekad mendirikan negara berdaulat sendiri.
Kesulitan ekonomi berkepanjangan yang dialami Sudan antara lain disebabkan kehilangan sumber utama devisa negara dari minyak akibat Sudan Selatan merdeka. Sebagaimana diketahui, sumber-sumber minyak negara Sudan yang beribukota di Khartoum dahulu sebagian besar berada di bagian selatan, yang sekarang dikuasi pemerintah yang berpusat di Juba.*