Hidayatullah.com – Agresi penjajah “Israel” yang kini memasuki hari ke 75 menyebabkan 20.000 warga Gaza syahid, menurut jumlah resmi pejabat Palestina.
Dari jumlah tersebut termasuk 8.000 anak-anak dan 6.200 wanita, kata Kantor Media Pemerintah Gaza pada Rabu (20/12/2023).
Noda sejarah yang suram ini terjadi saat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menunda pemungutan suara untuk meningkatkan upaya bantuan kemanusiaan ke Gaza ketiga kalinya guna menghindari veto dari Amerika Serikat, yang melindungi “Israel”, dari tindakan PBB.
Sejak gencatan senjata selama tujuh hari runtuh pada tanggal 1 Desember, perang telah memasuki fase yang lebih intensif dengan pertempuran darat yang sebelumnya terbatas pada bagian utara wilayah tersebut sekarang menyebar ke seluruh wilayah tersebut.
Serangan udara terus berlanjut di Gaza pada hari Rabu dengan sedikitnya 46 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan “Israel” di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, menurut Kementerian Kesehatan daerah kantong tersebut.
Di Rafah, Jalur Gaza selatan, di mana ratusan ribu orang terdesak sejak awal Desember akibat gempuran “Israel” yang terus berlanjut, serangan udara menghantam sebuah bangunan di dekat rumah sakit yang berdekatan dengan kru Al Jazeera yang sedang melakukan liputan langsung, menewaskan sedikitnya 10 orang.
“Semakin banyak serangan udara yang dilakukan, semakin banyak korban berjatuhan akibat perluasan operasi militer Israel di wilayah yang seharusnya menjadi zona aman di mana sebagian besar warga Gaza didesak untuk mengungsi,” ujar Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera saat melaporkan dari Rafah.
“Serangan udara itu terjadi di daerah yang dianggap sangat padat penduduknya, dan merupakan sebuah keajaiban bahwa tidak lebih dari jumlah orang yang terbunuh,” tambahnya.*