Hidayatullah.com – Operasi perlawanan pejuang Palestina telah menyebabkan ratusan ribu warga “Israel” menjadi pengangguran. Hal itu diketahui dari jumlah pengajuan tunjangan pengangguran “Israel”.
Media berbahasa ekitar 260.000 warga “Israel” telah mengajukan tunjangan pengangguran sejak dimulainya perang.
Lebih dari 7.200 warga Israel mengajukan permohonan tunjangan pengangguran pada minggu pertama bulan Januari saja, dengan 3.389 orang di antaranya sedang dalam masa cuti yang tidak dibayar.
Pengajuan ini terjadi meskipun Kementerian Keuangan “Israel” mengatakan bahwa mereka tidak akan memperpanjang program tersebut bulan ini.
Perang Gaza-Israel telah memberikan dampak yang sangat buruk terhadap perekonomian “Israel”.
“Ada sekitar dua juta warga Israel yang hidup di bawah garis kemiskinan,” demikian klaim media Ibrani Makan pada tanggal 29 Desember.
Operasi Taufan Al-Aqsha yang dipimpin Hamas telah memainkan peran penting dalam meningkatnya biaya yang ditanggung ‘Israel’.
Akibat serangan Yaman yang dilakukan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan atau menuju wilayah penjajahan ‘Israel,’ pendapatan dari pelabuhan Eilat anjlok hingga 80 persen, demikian laporan outlet berita lokal, Calcalist, bulan lalu.
Baca juga: Houthi Tak Akan Berhenti Teror Laut Merah Sampai Israel Akhiri Perang Gaza
Hizbullah Lebanon juga menyebabkan kerugian yang sama di pemukiman “Israel” di bagian utara.
Makan melaporkan pada hari Senin bahwa persentase penjualan di bagian utara Israel telah turun sebesar 70 persen.
Hal ini disebabkan oleh “ketakutan dan kecemasan yang intens,” kata outlet tersebut, serta fakta bahwa ratusan ribu pemukim Israel telah dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka di utara, yang mengakibatkan runtuhnya perdagangan di daerah-daerah ini.
Kepala Dewan Regional Matah Asher di Galilea barat, Moshe Dowidowicz, mengatakan bahwa mereka yang berada di utara hidup dalam “ketidakpastian” dan “sebagian besar dari mereka tidak memiliki sumber pendapatan.”
Dowidowicz mengatakan bahwa Hizbullah merupakan bahaya terbesar di wilayah utara, dan menambahkan bahwa bahaya ini “tidak hanya terbatas pada situasi keamanan, namun juga meluas ke situasi psikologis dan ekonomi.”
Pekan lalu, berita Ibrani Channel 12 mengatakan bahwa Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu sedang mempertimbangkan penutupan beberapa kantor pemerintah untuk menggunakan dana mereka guna membiayai upaya perang.*
Baca juga: Pengangguran di Amerika Serikat Mencapai 218.000 Orang