Hidayatullah.com– Peru berencana membuka kedutaan besar di Uni Emirat Arab setelah tertunda selama beberapa tahun, sementara ekspor emas ke UEA merupakan andalannya dan Peru mengharapkan investasi dari negara Arab kaya raya itu.
Saat ini negara Amerika latin itu diwakili oleh sebuah konsulat di Dubai. Rencana itu merupakan bagian dari strategi pemerintah Peru untuk menambah jumlah kedutaan besarnya di negara-negara Afrika dan Timur Tengah. Kedutaan di Abu Dhabi nantinya akan menjadi yang ketujuh di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).
Oscar Maurtua, Peruvian International Law Society dan mantan menterinluar negeri Peru, mengatakan kepada Arab News (10/2/2024) bahwa Peru memiliki ikatan kuat dengan UEA. “Negara itu merupakan sumber investasi, dan kami perlu untuk memiliki sebuah kedutaan di sana guna melanjutkan pembinaan hubungan kami.”
Peru awalnya berencana membuka kedutaan di Abu Dhabi pada 2020, tetapi terpaksa ditunda karena pandemi Covid-19.
Berdasarkan rencana baru, konsulat di Dubai akan diserahintugas membuka kedutaan. Selanjutnya seorang duta besar akan dikirim pada paruh kedua tahun ini.
UEA, yang membuka kedutaan di Peru pada 2016, merupakan mitra dagang terbesar di kawasan MENA bagi negara Amerika Latin itu.
Nilai ekspor Peru mencapai $1,03 miliar ke UEA pada 2023 dan mengimpor $44 juta dati negara Teluk itu, menurut Kementerian Perdagangan Peru.
Sebagian besar ekspor Peru berupa emas. UEA merupakan importir terbesar kelima emas Peru tahun lalu.
Peru merupakan produsen emas terbesar kesembilan dunia, produser kedua terbesar tembaga, dan salah satu produsen besar timbal, perak, timah dan seng.
Negaravitu merupakan satu-satunya di Amerika Selatan yang memiliki fasilitas ekspor gas alam cair (LNG) di kawasan pesisir Samudra Pasifik.
Gas alam cair di fasilitas itu berasal dari ladang
gas Camisea, di mana perusahaan migas milik negara Aljazair Sonatrach memegang saham 10 persen.
Sementara ekspor UEA ke Peru tidak terlalu banyak, DP World yang berbasis di UEA merupakan operator pelabuhan terbesar di Peru, yang saat ini sedang merampungkan perluasan dermaga senilai $350 juta di Pelabuhan Callao.
Mitra dagang Peru di MENA terbesar kedua adalah Arab Saudi, dengan nilai perdagangan bilateral $44 juta pada 2023 atau kurang dari setengah nilai perdagangan tahun sebelumnya.
Di kawasan Arab, saat ini Peru sudah memiliki kedutaan di Aljazair, Mesir, Kuwait, Maroko, Qatar dan Arab Saudi.*