Hidayatullah.com—Penasehat Grand Syaikh Al Azhar, Dr. Nahla Sabry Elseidy hari Kamis, (8/2/2024), mengunjungi Universitas Muhammadiyah (UNMU) Surabaya.
Dekan Fakultas Agama Islam Kuliyah Al-Ulum Mesir ini hadir dalam seminar internasional dan memaparkan tentang kesetaraan gender yang sering banyak dibahas di Indonesia. Dalam paparannya ia menyampaikan bahwa agama Islam menetapkan adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.
Wanita yang kerap dipanggil Dr. Nahla ini juga menyebutkan bahwa agama Islam juga mengajarkan bahwa kemuliaan seseorang, baik laki-laki maupun perempuan, diukur dengan akhlak yang baik, ketakwaan, dan amal shalih.
“Tidak ada keutamaan orang Arab atas orang non-Arab. Begitu pun sebaliknya, orang non-Arab dengan orang Arab. Begitu pula orang berkulit putih atas orang bekulit hitam, maupun sebaliknya,” ujarnya mengutip potongan sabda Nabi Muhammad.
“Tidak ada perbedaan antara mereka kecuali dengan ketakwaan. Manusia berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah,” tambahnya.
Unruk diketahui, Dr. Nahla Sabry Elseidy tiba di Indonesia sejak hari Sabtu, (3/2/2024), dalam rangka melakukan perjalanan dakwah dan ilmiah di Indonesia selama 9 hari.
Selain kunjungannya ke Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dr. Nahla juga dijadwalkan mengunjungi PT Muhammadiah lainnya. Termasuk Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.
Kunjungan Dr. Nahlah ke Indonesia juga dalam rangka menindaklanjuti kerjasama antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Al-Azhar Asy-Syarif, dan audiensi khusus bersama Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah.
Dr. Nahla sendiri merupakan wanita pertama yang ditunjuk oleh Grand Syaikh Al-Azhar sebagai salah satu penasehat Grand Syaikh, dimana sebelumnya dewan penasehat Grand Syaikh rata-rata diisi oleh kalangan laki-laki.
Di samping itu, Dr. Nahla juga menjabat sebagai dekan Fakultas Agama Islam, sekaligus kepala Markaz At-Tathwir, sebuah lembaga pengembangan pendidikan bagi para pelajar asing di Mesir.*/ Hilma A’yunia, Ketua PCIA Mesir