Hidayatullah.com—Dalam waktu dekat,Pemerintah berencana menerapkan dua harga berbeda untuk BBM jenis premium.Yakni harga Rp.4.500;/liter untuk motor dan angkutan umum dan harga Rp.6.500;/liter untuk mobil pribadi atau berplat hitam.
Pemerintah beralasan,rencana kenaikan tersebut terpaksa ditempuh untuk mengurangi subsidi,agar tidak membengkah dan membebani APBN.Dengan kenaikan harga BBM tersebut,pemerintah mengaku akan menghemat anggaran sekira Rp.30 triliun.
“Alasan pemerintah tidak masuk akal,jika subsidi BBM dianggap membebani APBN,mengapa anggaran untuk bayar bunga dan cicilan pokok utang pemerintah selama ini tidak pernah dipersoalkan?,” ungkap Humas HTI Jabar,Luthfi Afandi disela-sela aksi demo menolak kenaikan harga BBM,di depan Gedung Sate Bandung, Kamis (25/04/2013).
Ia menambahkan,dalam APBN 2013 porsi pembayaran cicilan bunga utang dan cicilan pokok utang mencapai Rp.171;triliun dan terjadi peningkatan sebesar Rp.165;triliun dari tahun 2012. Namun hal tersebut tidak pernah dipersoalkan,bahkan pemerintah tetap getol berhutang.
Sebaliknya subsidi BBM yang bertujuan untuk kesejahteraan justru dianggap beban yang harus dicabut.
“Alasan pemerintah tidak konsisten,dulu (kenaikan harga BBM) untuk mengimbangi harga minyak mentah dunia,sekarang untuk mengurangi beban APBN,”ungkapnya.
Pihaknya menduga rencana kenaikan harga BBM atau penghapusan subsidi tersebut tak lain adalah kebijakan liberalisasi migas atas desakan dan campur tangan asing.Hal tersebut menurutnya sudah terbukti dengan dikuasainya industri migas sektor hulu yakni diserahkannya tambang-tambang minyak kepada swasta asing.Sehingga saatnya untuk sektor hilir atau konsumen juga akan mengalami hal yang sama.
“Saat ini sudah banyak SPBU milik asing yang menjual BBM namun tidak laku,karena harganya beda dengan Pertamina.Untuk itu biar laku maka subsidi BBM harus dihilangkan sehingga harganya sama. Kalau sudah sama yang untung tetap pihak asing bukan pemerintah,” jelasnya.
Untuk itu pihaknya mengajak segenap lapisan masyarakat agar menolak rencana pemerintah tersebut.Dengan alasan meski nanti masih ada harga BBM bersubsidi namun dampaknya bisa dipastikan akan terjadi kenaikan harga sembako.Ini disebabkan masih banyak mobil pengangkut sembako yang berplat hitam sehingga dengan alasan untuk mengimbangi ongkos kirim atau angkut terpaksa menaikan harga sembakonya.
Dalam aksi tersebut massa juga membagikan selebaran ajakkan menolak kenaikan harga BBM kepada para pengguna jalan yang melintas didepannya.Aksi sendiri diakhiri dengan berjalan kaki meninggalkan lokasi menuju masjid Islamic Centre Jabar.*