Hidayatullah.com – Para pemukim Israel memporak-porandakan Burqa, sebuah desa di Tepi Barat yang diduduki, pada 19 Februari malam. Mereka menyerang rumah-rumah dan menghancurkan sejumlah kendaraan di desa tersebut di bawah perlindungan dan koordinasi militer “Israel.”
Para pemukim melemparkan bom molotov ke beberapa rumah warga Palestina sementara pasukan “Israel” menutup semua jalan utama menuju desa tersebut.
Kantor berita Palestina, WAFA, melaporkan bahwa pasukan Israel “tidak melakukan apapun untuk menghentikan serangan penjajah,” dan menambahkan bahwa pasukan “Israel” menggunakan gas air mata dalam jumlah besar dan mencegah ambulans untuk menjangkau para korban yang terluka.
Baca juga: Peternak Palestina Merugi Rp 151 Juta Setelah Pemukim Yahudi Bakar Sarang Lebah Miliknya
Sebelumnya pada hari Senin, para pemukim Yahudi “Israel,” dengan bantuan tentara, secara ilegal memagari sebidang tanah milik Palestina di selatan Yerusalem dengan kawat berduri untuk merebutnya.
Kekerasan pemukim terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki telah melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa di bawah pemerintahan Benjamin Netanyahu. Hal ini semakin meningkat sejak Operasi Taufan Al-Aqsha dan perang Gaza.
Warga Palestina telah menjadi sasaran pengusiran yang hingga kini terus meningkat.
Menurut laporan PBB, sejak Oktober lebih dari 1.000 orang – termasuk ratusan anak-anak – telah dipaksa oleh para pemukim dan tentara “Israel” untuk meninggalkan rumah mereka.
Selain itu, lebih banyak pemukim dipersenjatai. Ribuan senjata telah dibagikan kepada para pemukim di Tepi Barat yang diduduki di bawah sebuah inisiatif yang disponsori oleh Kementerian Keamanan Nasional Israel.
Menurut LSM pengawas Israel, Peace Now, pemukim Yahudi “Israel” mendirikan 26 pos di Tepi Barat yang diduduki pada tahun 2023 yang memecahkan rekor. Laporan tersebut menghubungkan peningkatan pembangunan permukiman yang melanggar hukum dengan kebijakan supremasi Yahudi pemerintah Israel.
Permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki adalah ilegal menurut hukum internasional.
Meskipun demikian, organisasi masyarakat sipil Don’t Buy Into Occupation (DBIO) menyoroti pada bulan Desember bahwa lembaga-lembaga keuangan Eropa telah menyediakan miliaran dolar untuk mendukung pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki selama beberapa tahun terakhir.*
Baca juga: (Video) Penjajah Berikan Senjata untuk Pemukim ‘Israel’, Targetnya 50 Ribu Senjata