Hidayatullah.com– Maxim Kuzminov, tentara Rusia yang menghebohkan dunia saat membelot ke Ukraina dengan mengendarai helikopter angkut militer, ditemukan tewas di Spanyol.
Dilansir Euronews Selasa (20/2/2024), sepekan lalu sesosok mayat ditemukan di sebuah area parkir di La Villajoyosa, Spanyol. Pria itu tewas dengan luka tembak dan diidentifikasi sebagai warga Ukraina.
Namun, beberapa hari kemudian polisi mengetahui bahwa pria itu ternyata Maxim Kuzminov, seorang pilot Rusia yang membelot bersama helikopter Mi-8 dan menyerahkan diri ke tentara Ukraina bulan Agustus tahun lalu.
Identitas mayat dikonfirmasi dengan sidik jari, karena dokumen identitas yang ditemukan pada jasadnya ternyata palsu.
Memperkuat keterangan kepolisian Spanyol Guardia Civil, juru bicara intelijen militer Ukraina Andriy Yusov hari Senin mengkonfirmasi kematian bekas serdadu Rusia itu.
Pelarian Kuzminov dan kerja samanya dengan intelijen Ukraina dipublikasikan besar-besaran.
Kisahnya dijadikan propaganda perang: Kemenangan bagi Ukraina dan pukulan telak bagi Rusia.
Situasi tegang ketika sebuah helikopter Mi-8 milik militer Rusia mendarat di Ukraina musim panas tahun lalu. Intelijen Ukraina kala itu mengklaim bahwa operasi itu bukan bagian dari serangan Rusia, melainkan dikordinasikan oleh mereka.
Selain Kuzminov di dalam helikopter terdapat dua prajurit Rusia lain yang tidak menyadari rencana pembelotan yang dilakukan sang pilot. Keduanya tewas setelah mendarat di Ukraina, menurut sumber-sumber yang dikutip oleh Pravda.
Sebelum tujuan akhir helikopter itu terungkap, sejumlah blogger Rusia sudah mengabarkan bahwa pesawat itu menghilang, tetapi mereka menduga hal itu disebabkan oleh pilot yang mengalami disorientasi.
Pilot itu berencana membawa senjata sebanyak mungkin ke Ukraina. Sebagai imbalannya keluarga si pilot dipindahkan ke Ukraina agar mereka dapat tinggal bersama. Dia juga ditawari dokumen identitas baru dan uang kompensasi setengah juta dolar.
Kuzminov lulus dari sekolah penerbangan Sizran di bagian selatan Rusia, tetapi tidak pernah berkeinginan terlibat dalam peperangan di Ukraina.
“Saya menyesali apa yang terjadi, pembunuhan, air mata, pertumpahan darah,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Saya tidak ingin ikut andil dalam kejahatan Rusia,” imbuhnya.
Ketika intelijen Ukraina mengontaknya dan menawarkan rencana pembelotannya, Kuzminov agak ragu-ragu. Namun, dia kemudian memutuskan untuk mengambil risiko dan menerbangkan helikopternya sangat rendah guna menghindari pantauan radar.
Pilot itu menjelaskan bahwa selama beberapa hari tidak seorang pun di Rusia yang mengetahui di mana keberadaan helikopter itu sampai kendaraan militer itu mendarat di Ukraina.
Kepala dinas intelijen luar negeri Rusia Sergei Narishkin menyebut Kuzminov sebagai seorang kriminal dan pengkhianat dan mortalitasnya telah mati sejak dia merencanakan kejahatan kotor itu, menurut laporan kantor berita resmi Rusia RIA Novosti.
Belum diketahui siapa yang menembak mati Kuzminov.*