Hidayatullah.com– Militer penjajah ‘Israel’ mengatakan lima prajuritnya tewas akibat tembakan tank di Jabalia bagian utara Gaza, dalam salah satu kecelakaan paling mematikan yang dialami IDF sejak agresi militer di Jalur Gaza 7 Oktober 2023.
Penyelidikan awal atas insiden itu menunjukkan bahwa dua tank melepaskan tembakan ke sebuah bangunan dinkamp pengungsi Jabalia di mana rupanya tentara IDF sedang berkumpul.
Pasukan Zionis Yahudi kembali memasuki daerah itu pekan ini setelah sebelumnya menarik diri, dengan alasan Hamas kembali mengumpulkan kekuatan di sana.
Puluhan ribu warga Palestina terpaksa berpindah ke daerah lain guna menghindari serangan tentara Zionis.
Israel Defense Forces (IDF) mengatakan lima prajuritnya yang bertugas di 202nd Battalion of the Paratroopers Brigade terbunuh di kamp Jabalia hari Rabu malam (15/5/2024) “akibat tembakan oleh pasukan kami”.
Dua tank ‘Israel’ di daerah itu menembakkan dua mortir dengan target sebuah bangunan yang rupanya sedang dipakai oleh deputi komandan batalion tersebut, kata militer Zionis dalam sebuah pernyataan seperti dilansir BBC.
“Hasil dari penyelidikan awal … tampaknya kedua tank tempur itu, dari unit paratrooper ultra-Ortodoks Hetz, melihat moncong senjata muncul dari salah satu jendela di bangunan tersebut, dan kemudian masing-masing mengarahkan untuk melepaskan tembakan ke arah bangunan itu,” kata militer Zionis.
Tujuh prajurit lain terluka akibat tembakan tank tersebut, tiga di antaranya dalam kondisi serius.
Dengan kematian lima anggota IDF di Jabalia itu berarti sudah 278 prajurit Zionis Israel yang tewas sejak IDF melakukan serangan darat ke Jalur Gaza pada 27 Oktober 2023.
Sebanyak 348 prajurit lainnya tewas di antara 1.200 orang yang kehilangan nyawa dalam serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Beberapa prajurit IDF juga diciduk sebagai sandera oleh Hamas.
Menurut situs web IDF, per hari Rabu 15 Mei 2024 sebanyak 44 anggotanya tewas di Gaza, atau 15% dari total prajurit tewas akibat apa yang disebut Israel sebagai “kecelakaan dalam operasi militer”.
Dari jumlah itu sebanyak 22 tewas akibat “friendly fire” alias ditembak teman sendiri, 5 tewas akibat “kesalahan prosedur dalam melepaskan tembakan”, dan 17 akibat “kecelakaan”, termasuk kecelakaan yang melibatkan persenjataan dan yang terinjak-injak atau terlindas kendaraan perang temannya sendiri.*