Hidayatullah.com – Arab Saudi menunjuk duta besar baru untuk Suriah pada hari Minggu, untuk pertama kalinya sejak tahun 2012, Anadolu Agency melaporkan.
Faisal Al-Mujfel ditunjuk sebagai duta besar kerajaan di Damaskus, kantor berita negara SPA melaporkan.
Langkah ini dilakukan beberapa bulan setelah kedua negara kembali menjalin hubungan diplomatik setelah mereka memutuskan hubungan mereka lebih dari satu dekade yang lalu.
Arab Saudi menutup kedutaan besarnya di Damaskus pada bulan Maret 2012, sekitar setahun setelah meletusnya protes-protes pro-demokrasi, yang ditindak dengan kejam oleh rezim Bashar al-Assad.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengunjungi Suriah, beberapa hari setelah kunjungan serupa oleh mitranya dari Suriah, Faisal Mekdad, ke kerajaan tersebut.
Media pemerintah dan pihak berwenang Suriah tidak segera memberikan komentar mengenai perkembangan ini.
Perang saudara di Suriah yang kini memasuki tahun ke-14 telah menewaskan hampir setengah juta orang dan membuat setengah dari populasi negara tersebut yang berjumlah 23 juta jiwa mengungsi. Perang ini telah lama membeku dan begitu pula upaya-upaya untuk menemukan solusi politik untuk mengakhirinya.
Pada bulan Maret 2023, Arab Saudi dan Iran sepakat untuk menjalin kembali hubungan diplomatik setelah pembicaraan di Beijing, menjadi terobosan diplomatik besar dengan tujuan untuk mengurangi konflik antara kedua negara.
Iran telah menjadi sekutu politik dan militer utama bagi pemerintah Assad di Suriah dan kelompok Hizbullah Lebanon.
Di Yaman, Arab Saudi telah memimpin sebuah koalisi melawan kelompok Houthi yang didukung Iran sejak tahun 2015 dalam upaya untuk memulihkan pemerintahan yang diakui secara internasional. Konflik ini telah berubah dalam beberapa tahun terakhir menjadi perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pekan lalu bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan ketika mereka semakin dekat dengan perjanjian keamanan. Kesepakatan tersebut, menurut media pemerintah Arab Saudi, termasuk mengakhiri perang ‘Israel’ di Jalur Gaza, memberikan bantuan ke wilayah yang dilanda perang, dan solusi dua negara yang “memenuhi aspirasi dan hak-hak yang sah dari rakyat Palestina.”
Baca juga: Perang Suriah Merenggut Nyawa Lebih dari 507.000 Jiwa