Hidayatullah.com—Kasus pengutilan di Inggris dan Wales meningkat sebesar 30 persen pada tahun yang berakhir bulan Maret, tingkat tertinggi yang tercatat dalam 20 tahun, menurut data resmi yang dirilis hari ini.
Kantor Statistik Nasional (ONS) mengatakan ada 443.995 pelanggaran pengutilan yang dicatat oleh polisi sepanjang tahun ini, naik dari 342.428 pada tahun ini hingga Maret 2023.
Tercatat meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 342.428 kasus. Angka tersebut menunjukkan tren peningkatan yang berkelanjutan sejak pandemi Covid-19, kutip Reuters.
Para pengecer mengatakan gambaran sebenarnya lebih buruk karena ribuan kasus pencurian, biasanya di lokasi toko yang lebih kecil, tidak dilaporkan ke polisi.
Akibatnya, pemilik ragu apakah pihak berwenang akan mengambil tindakan atau mengadili pelakunya.
Isu pencurian di tempat usaha dan kekerasan terhadap pekerja telah diangkat oleh banyak pengecer terbesar di Inggris selama setahun terakhir termasuk Tesco, John Lewis dan Primark.
Mereka menemukan laporan serupa seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan negara lain.
Kelompok lobi British Retail Consortium mengatakan industri ini mengalami kerugian hampir 1 miliar pound (US$1,3 miliar) per tahun akibat pencurian.
Serikat pekerja ritel, Usdaw, menyatakan keprihatinan serius menyusul meningkatnya kasus pencurian.
“Peningkatan aktivitas pengutilan sebesar 30 persen merupakan bukti kuat bahwa kita menghadapi masalah kejahatan ritel yang sangat mengkhawatirkan,” kata Sekretaris Jenderal Usdaw Paddy Lillis.*