Hidayatullah.com– Bekas Presiden Donald Trump mengatakan dia kemungkinan tidak mencalonkan diri lagi pada tahun 2028 jika dia kalah dalam pemilihan presiden Amerika Serikat bulan November tahun ini.
Trump, 78, sudah menjadi kandidat presiden AS dari Partai Republik pada 3 pemilu berturut-turut dan memberikan warna dan kesan yang cukup membekas terhadap partai itu kurun waktu delapan terakhir
Dalam wawancara dengan Sinclair Media Group, dia ditanya kemungkinan mencalonkan diri lagi sebagai capres di masa mendatang apabila kalah dari Harris tahun ini. Trump menjawab “tidak melihat kemungkinan itu sama sekali”, tetapi dia segera menambahkan bahwa partainya akan memperoleh kesuksesan besar.
Hukum di AS melarang presiden menjabat lebih dari dua periode, jadi Trump diperkirakan tidak akan mencalonkan diri pada tahun 2028 kalaupun dia menang.
Di masa lalu, pengusaha real estate itu jarang mengakui kemungkinan kalah dalam pemilu. Dia lebih sering mengobarkan semangat pendukungnya dengan pidato-pidato dan unggahan di media sosial yang menjanjikan kemenangan.
Namun belum lama ini, kurun empat hari dia sudah mengutarakan kemungkinan kalah sebanyak dua kali.
Dalam sebuah acara yang digelar oleh Israeli-American Council hari Kamis (19/9/2024), dia menyalahkan pemilih berlatar belakang Yahudi apabila dirinya kalah, lapor sejumlah media.
Komentar itu kontan mendapatkan kecaman dari kubu Kamala Harris – yang suaminya seorang Yahudi – serta dari partisan dua organisasi Yahudi besar di AS American Jewish Committee dan Anti-Defamation League.
Pengakuan kemungkinan kalah Trump itu bisa jadi disebabkan perubahan prospek Partai Demokrat yang mengalihkan pencalonan presiden dari petahana Joe Biden ke Harris.
Pada bulan Agustus, tim kampanye Harris berhasil mengumpulkan donasi politik $190 juta, bandingkan dengan tim kampanye Trump dan organisasi afiliasinya yang mendatangkan uang $130 juta.
Jajak pendapat nasional yang dilacak oleh BBC menunjukkan Harris lebih unggul dibandingkan Trump. Sementara hasil jajak pendapat se-AS yang dirilis hari Ahad (22/9/2024) oleh mitra BBC di Amerika stasiun televisi CBS menunjukkan Harris unggul dengan 52% dan Trump 48%.
Jajak pendapat lain yang dirilis pada hari Ahad oleh NBC menunjukkan Harris unggul lima persen di atas Trump di seluruh AS.
Penilaian positif dari publik yang diterima Harris terakhir ini juga naik menjadi 48% dari 32% pada bulan Juli.
Meskipun demikian, jajak pendapat NBC menunjukkan Trump mendapatkan respon lebih positif dibandingkan Harris untuk masalah spesifik penting seperti ekonomi, biaya hidup dan imigrasi.*