Hidayatullah.com—Kondisi Murizal atau Ajo Mun sudah mulai stabil setelah dirawat di rumah sakit akibat diseruduk babi hutan yang mengamuk pada hari Ahad (29/9/2024).
“Alhamdulillah operasinya siang tadi berjalan lancar. Sekarang kondisi korban sudah stabil,” tutur Supriadi, saudara Ajun Mun, warga Wali Korong Nagari Baru Gadang, Kecamatan Sungai Geringging, hari Senin (30/9/2024) dikutip InfoSumbar.net.
Menurut Supriadi, korban sempat mengalami kondisi yang cukup parah saat babi hutan tersebut menyerang membabi buta. Korban mengalami luka cukup parah pada bagian kaki, sementara seluruh jari tangan korban mengalami patah tulang.
Akibat kondisi tersebut korban sempat dua kali dirujuk ke Rumah Sakit. Dan kini korban tengah menjalani perawatan di ruang bedah di RSUP Pariaman.
“Kini kita masih menunggu instruksi pihak rumah sakit. Seluruh tindakan medis Alhamdulillah telah selesai dilakukan,” tambah dia.
Diketahui, sebanyak dua warga mengalami luka-luka akibat peristiwa mengamuknya seekor babi hutan Sungai Geringging, Padang Pariaman dalam sebuah video yang viral pada hari Ahad (29/9/2024) siang.
Supriadi menjelaskan, sebelum menyeruduk Murizal babi tersebut telah menyeruduk seorang wanita paruh baya bernama Muniarti. Muniarti mengalami cedera ringan, sementara Murizal terpaksa harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit akibat luka serius yang dialaminya.
Perburuan massal
Hewan dengan nama latin sus dcrofa ini marah dan lari ke pemukiman warga setelah didaerah tersebut diadakan berburu babi massal. Babi hutan itu lari setelah dan lolos dari para pemburu dalam agenda rutin perburuan babi hutan massal di daerah itu.
Hewan itu mengamuk dan sempat masuk ke beberapa rumah warga hingga pasar rakyat. Beruntung saat kejadian kondisi pasar tidak begitu ramai dikunjungi warga.
“Beruntungnya pada saat kejadian bukan hari pasar, kalau hari pasar tentu akan lebih banyak korban,” tutur masyarakat setempat, Rendi Hakimi, Senin (30/9/2024).
Dikatakan Rendi, kejadian ini baru pertama kali terjadi sejak dia bermukim di wilayah itu, meski aksi perburuan massal nyaris setiap akhir pekannya dilakukan warga.
Diketahui, agenda perburuan massal merupakan agenda rutin setiap akhir pekan warga setempat setmpat selama bertahun-tahun. Dalam perburuan tersebut ratusan warga beserta anjing terlatih mencari lokasi babi berada.
Dugaan kuat babi hutan tersebut melarikan diri dari kepungan dalam perburuan massal hingga memasuki pemukiman masyarakat.*