Hidayatullah.com– Penggunaan narkotika keras seperti kokain dan heroin meningkat di Jerman, menurut kepala kepolisian negara itu, yang juga meyakini bahwa legalisasi parsial atas ganja punya andil dalam mempersulit kerja aparat.
Jerman mengalami lonjakan konsumsi kokain di tengah peningkatan secara umum penggunaan narkotika keras (di Indonesia narkotika golongan 1), menurut kepala Kantor Kepolisian Kriminal Federal (BKA).
“Penggunaan kokain menyebar cepat di Jerman,” kata Holger Münch, seperti dikutip RND hari Selasa (22/4/2025).
Münch memgatakan fokus perdagangan narkoba internasional bergeser ke Eropa karena “pasar di kawasan Amerika Utara sudah mengalami kejenuhan.”
Menurut statistik kriminalitas Jerman tahun 2024 yang dikutip kantor berita DPA, jumlah pelanggaran pidana berkaitan dengan kokain di negara itu naik hampir 5% tahun lalu.
Münch juga memperingatkan perihal perubahan dinamika dalam pasar heroin global yang disebabkan oleh larangan opium yang diberlakukan oleh pemerintahan Taliban di Afghanistan.
“Hal ini menciptakan kelangkaan dan karenanya meningkatkan risiko heroin dicampur dengan opioid sintetis, yang lebih berbahaya bagi pengguna,” papar Münch seperti dilansir DW, menyinggung masalah yang disebabkan fentanyl di Amerika Serikat, meskipun pelanggaran berkaitan dengan heroin di Jerman angkanya menurun tahun lalu.
Münch juga mengutarakan ketidakyakinannya atas legalisasi parsial ganja yang disahkan oleh pemerintahan koalisi Jerman saat ini yang akan segera berakhir masanya. Sejak April 2024, pembudidayaan ganja dalam jumlah kecil di klub-klub khusus berizin untuk kepentingan pribadi diperbolehkan, sementara orang dewasa diperbolehkan membawa ganja tidak lebih dari 25 gram di tempat umum untuk kepentingan pribadi.
“Legalisasi ganja tidak memberikan pengaruh terhadap pasar gelap; klub-klub ganja ini bahkan tidak memenuhi permintaan,” kata Münch. Menurutnya, legalisasi ganja itu justru mempersulit kerja aparat.
“Ketika orang bisa secara legal membawa ganja 25 gram di sakunya,” semakin sulit bagi petugas untuk membuktikan bahwa mereka sedang berusaha untuk menjualnya,” jelasnya.
Dalam perundingan pembentukan pemerintahan koalisi, Partai Kristen Demokrat (CDU) dan Sosial Demokrat (SPD) sepakat untuk melakukan evaluasi legalisasi ganja pada musim gugur 2025, dengan CDU bermaksud untuk membatalkan sepenuhnya legalisasi itu.*