Hidayatullah.com– Investigasi yang dilakukan Amnesty International menemukan bahwa Galix, teknologi pertahanan yang dirancang oleh Lacroix Defense bekerja sama dengan KNDS France dipasang di atas kendaraan militer NIMR Ajban buatan Uni Emirat Arab.
Hari Kamis (14/11/2024) Amnesty membagikan foto-foto yang menunjukkan Galix terpasang di sejumlah kendaraan yang rusak.
“Penelitian kami menunjukkan persenjataan yang dirancang dan dibuat di Prancis secara aktif dipergunakan di medan pertempuran di Sudan,” kata Agnes Callamard, sekretaris jenderal Amnesty, seperti dilansir RFI.
Teknologi itu, yang digunakan oleh banyak angkatan darat negara-negara di berbagai belahan dunia, dapat diisi dengan beragam macam amunisi seperti asap, umpan, atau proyektil. Lebih dari 5.000 kendaraan di seluruh dunia dilengkapi dengan senjata ini, termasuk kendaraan militer Prancis.
Amnesty mengatakan penggunaan Galix di Darfur melanggar embargo senjata PBB, yang diberlakukan sejak 2004. Uni Eropa juga memberlakukan embargo senjata terhadap Sudan bahkan sejak 1994.
Callamard meminta Prancis untuk “segera menghentikan ekspor Galix ke UEA” dan mendesak kontrol ekspor yang lebih kuat untuk memastikan senjata itu tidak dipakai oleh negara yang dikenai embargo.
“Jika Prancis tidak dapat menjamin melalui kontrol ekspor, termasuk sertifikasi pengguna akhir, bahwa senjata tidak akan diekspor ulang ke Sudan, maka Prancis tidak boleh mengizinkan ekspor ke negara-negara seperti UEA,” kata Amnesty.*