Hidayatullah.com–Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, SE menjelaskan tentang visi dan misi kota Banda ke depan. Ia berharap, Banda Aceh di masa depan bisa menjadi Kota Madani dengan terwujudnya syariat Islam.
“Pemko Banda Aceh ingin menjadikan kota Banda Aceh sebagai Kota Madani dengan terwujudnya penerapan syariat Islam di Banda Aceh. Alhamdulillah upaya untuk itu sedang kita lakukan. Untuk itu diperlukan dukungan dari semua pihak, khususnya dari pihak pemerintah, para ulama, para intelektual, tokoh masyarakat, tokoh ormas Islam serta lainnya, dalam mewujudkan visi dan misi yang mulia ini,” demikian disampaikan Illiza pada Jum’at (09/01/2014) pagi, tepatnya pukul 9.30 WIB mengawali acara “Ceramah Umum Dakwah Jum’atan” yang diadakan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh di Taman Sari, Banda Aceh dengan topik “Hidup Bahagia Dengan Syariat Islam”.
Acara yang dimulai sejak pukul 9.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB menghadirkan Sekjend Majelis Intelektual Muda Muslim Indonesia (MIUMI) Pusat, Ustaz Bachtiar Nasir. Lc.
Ceramah Umum ini merupakan acara agenda utama kedatangan Sekjen MIUMI pusat ini ke Banda Aceh dan puncak dari serangkaian agenda di Banda Aceh.
Bachtiar diundang oleh Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, SE, untuk mengisi dakwah Jum’atan yang diadakan Pemko Banda Aceh.
Selain Bachtiar, sebelumnya sudah banyal penceramah dan dai-dai kondang telah diundang secara bergantian.
Acara ini sengaja digelar untuk menambah dan memperdalam pemahaman syariat Islam bagi masyarakat Aceh, khususnya bagi warga kota Banda Aceh.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota menyampaikan rasa terima kasih atas nama Pemko Banda aceh atas kedatangan Ustad Bachtiar Nasir sebagai penceramah dan berharap kepada Bachtiar agar dapat membantu Pemko Banda Aceh mewujudkan Banda Aceh sebagai ‘Kota Madani’.
Sementara itu, dalam ceramahnya Bachtiar Nasir menjelaskan makna dan tujuan syariat.
“Syariat adalah sekumpulan aturan dan ketetapan Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana untuk hamba-hamba-Nya yang ingin berbahagia di dunia dan selamat di akhirat. Adapun tujuan syariat diturunkan adalah untuk menjaga lima hal pokok bagi manusia yaitu menjaga agama, jiwa, harta, nasab, dan akal.”
Lebih jauh pendiri AQL Islamic Center Jakarta ini mengingatkan umat Islam di Aceh betapa besarnya nikmat yang Allah berikan kepada mereka yang patut disyukuri.
“Bumi Aceh adalah salah satu dari permukaan bumi Allah yang diberkahi dan dan dirahmati dengan diberikannya otonomi khusus untuk menegakkan syari’at-Nya. Umat Islam di Aceh wajib bersyukur dengan anugerah ini. Tidak semua provinsi bisa menerapkan syariat Islam seperti Aceh. Aceh diharapkan menjadi model dan inspirasi bagi provinsi lainnya di Indonesia untuk menerapkan syariat Islam.”
“Hanya dengan syariat kita bahagia dunia dan akhirat. Kebahagiaan itu sejauh mana kita dekat dengan Allah, sebaliknya kesengsaraan itu sejauh mana kita jauh dengan Allah,” ujarnya.
Bachtiar menegaskan bahwa dalam memperoleh otonomi khusus dengan menjalankan syariat Islam, telah banyak pengorbanan yang dilakukan oleh umat Islam di Aceh.
“Perlu ribuan nyawa yang hilang dan banyak darah yang harus tertumpah sehingga bumi Aceh mendapat amanah ini. Oleh karena itu amanah ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan tidak boleh disia-siakan”
Acara yang dihadiri oleh seribuan orang ini berakhir pada pukul 11.00 WIB. Ikut dadir selain Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal,SE, Sekda Kota, Drs. T. Saifuddin TA, M.Si, Ketua Majelis Permusyarawatan Ulama kota Banda Aceh, Drs. A. Karim Syeikh, MA, Kepala Dinas Syariat Kota Banda Aceh, Mahirul, para kepala dinas dan Muspida Kota Banda Aceh, para Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kota Banda Aceh, Ketua MIUMI Aceh, Ustad Muhammad Yusran Hadi, Lc, MA, pengurus MIUMI Aceh, para ulama, da’i, guru, siswa dan masyarakat kota Banda Aceh.*/kiriman Muhammad Yusran Hadi (Aceh)