Hidayatullah.com– Kondisi umat Islam yang sedang dirundung berbagai persoalan tak boleh menjadi alasan untuk berputus asa. Seorang Muslim tak boleh berhenti berdakwah dan menyebar kebaikan. Sebab yang menjadi ukuran adalah mujahadah yang diberikan, tidak semata pada hasil yang diperoleh.
Mutiara-mutiara penggugah tersebut disampaikan oleh Prof KH Didin Hafidhuddin, Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dalam acara Pembukaan Orientasi dan Pembekalan Program Kaderisasi 1000 Ulama. Acara bertempat di Wisma Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Barat, Ciawi, Bogor, Rabu-Jum’at (24-26/09/2014).
Program Kaderisasi 1000 Ulama adalah program unggulan Baznas bekerja sama dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Merujuk pada namanya, program ini membidik kader-kader ulama muda dengan memberikan bantuan beasiswa kuliah Program Pasca Sarjana (Magister dan Doktor) di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Dalam acara yang bertajuk “Melahirkan Ulama yang Faqih, Berintegritas, dan mampu Menjawab Tantangan Dakwah Kontemporer” ini, Didin mengingatkan akan beberapa persoalan umat yang kini mendera.
Diantaranya adalah persoalan akhlak dan ghazwul fikr (perang pemikiran). Menurut Didin, inilah yang menjadi PR besar setiap pegiat dakwah sekarang. Setiap waktu umat Islam dijejali dengan serbuan media yang merusak akhlak dan fikiran. Tayangan-tayangan merusak begitu mudah menyebar. Sedang umat Islam juga belum mampu memiliki alternatif media yang lebih baik dari yang ada sekarang.
Ibarat cendawan di musim hujan. Pemikiran-pemikiran sekuler dan liberal juga kian mewabah di berbagai kampus perguruan tinggi Indonesia. Buku-buku dan majalah yang merusak seolah bukan sesuatu yang tabu lagi didapati di sekolah-sekolah menengah di tengah masyarakat. Itu semua, menurut Didin, memberi penegasan akan beban berat yang disandang oleh seorang kader ulama.
Ulama Pelita
Masih menurut Didin, dengan realitas dakwah tersebut, tak ada cara lain kecuali umat Islam harus bersatu melawan gempuran itu.
“Sudah bukan saatnya bertikai sesama Muslim, sedang di luar sana musuh-musuh Islam kian gencar menyerang umat,” ucap Didin mengingatkan.
Untuk itu, sebagai bagian dari komponen umat, Baznas mengaku terpanggil meretas persoalan keumatan tersebut. Salah satunya dengan meluncurkan program Kaderisasi 1000 Ulama.
“Ulama adalah pelita bagi umat. Jika ulama ini hilang, lalu kepada siapa umat ini mendapatkan pencerahan,” terang Didin.
Menurut Didin, sebagai wujud menjaga amanah dana umat, hendaknya program beasiswa kaderisasi ini melahirkan para kader ulama yang siap dekat dengan umat. Menyerap segala persoalan umat sekaligus memberikan solusi terbaik kepada mereka.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Para kader ulama ini harus memberikan pencerahan dan senantiasa menggugah kesadaran umat. Jangan justru malah berfikir nyeleneh dan meresahkan umat serta menggembosi program dakwah yang ada,” tegas Didin, yang juga Ketua Dekan Fakultas Pasca Sarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor ini.
Tercatat, Program Kaderisasi Ulama ini berjalan sejak tahun 2007. Kini Baznas memiliki kader ulama sebanyak 248 peserta dan 151 orang diantaranya sudah berkiprah di tengah umat.
Seiring waktu, program kaderisasi ini telah merambah ke 17 kampus yang berbeda di seluruh Indonesia. Khusus untuk tahun 2014, Baznas memberikan beasiswa penuh kepada 50 orang peserta untuk kuliah S2 Magister dan 30 orang untuk program S3 Doktor.*/Masykur