Hidayatullah.com–Siang itu cuaca cerah. Ada beberapa santri berhem hitam dan sebagian bergamis putih sudah duduk rapi di ruangan kelas yang diubah selayaknya ruang seminar. Dua narasumber berbaju putih tampak berjalan menuju kelas tersebut.
Hari Senin (14/03/2016), santri Hidayatullah Yogyakarta yang tergabung dalam wadah Al-Fatih Journalistic Club (AJC), mengadakan seminar Jurnalistik bagi anggotanya dan sebagian santri Hidayatullah di pondok pesantren Hidayatullah Yogyakarta.
Acara yang bertujuan meningkatkan semangat jurnalistik santri Hidayatullah Yogyakarta dan khususnya kepada anggota Al-Fatih Journalistic Club (AJC) ini menghadirkan pembicara Imam Nawawi (Pemred majalah Mulia) dan Masykur (Ketua Pena).
Imam Nawawi dalam pemaparan materi pertamanya, menyampaikan apresiasi kepada Al-Fatih Journalistic Club (AJC) atas kontrubusinya dalam dunia jurnalistik di pesantren Hidayatullah Yogyakarta, hingga mampu menghasilkan produk jurnalistik berupa majalah Al-Fatih. Dia juga menyatakan bahwa seorang penulis memiliki 2 kepastian, menjadi cerdas dan mencerdaskan orang lain.
“Orang yang menulis adalah orang yang cerdas, dan juga disaat yang sama dia mencerdaskan orang lain,” ujar Imam Nawawi dalam pembukaan materinya.
Imam Nawawi menambahkan bahwa menulis adalah energi yang sejatinya sangat besar. Dia mengaskan, “Bandingkan antara mengangkat dua sak semen dan dengan menulis satu paragraf tulisan solusi menyatukan umat Islam Indonesia, cepat mana? Ini bukti bahwa menulis adalah energi besar,” ujarnya.
Pemateri kedua, Masykur selaku Ketua Pena (Penulis Nusantara) menyampaikan betapa beruntung jika kita punya kelebihan, dan kelebihan bisa menulis adalah kelebihan yang paling menguntungkan. Dia menegaskan tulisan seseorang yang berguna dan dibutuhkan orang banyak akan abadi dan terus eksis.
Acara seminar jurnalistik yang diikuti 32 peserta ini diakhiri dengan sesi diskusi. Salah satu temanya tentang perang ideologi dalam media-media jurnalistik yang sangat keras dan ketat saat ini.
Dalam diskusi menarik ini, Imam Nawawi memberikan kiat-kiat menjadi seorang Penulis. Peserta yang mayoritas anggota Al-Fatih Journalistic Club (AJC) ini tampak mengikuti acara dengan antusias.
Sementara itu, selain mengadakan acara di Jogjakarta, Penulis Muda Nusantara (PENA) kembali melebarkan sayap ke Balikpapan, Kalimantan Timur.
Hal itu ditandai dengan adanya kegiatan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar yang digelar di aula Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Balikpapan (Senin, 14/03/2016).
“Kegiatan ini sekaligus mengisi celah kekosongan belajar siswa Madrasah Aliyah yang sebagiannya sedang mengikuti Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN),” jelas Agus Suprianto, ketua panitia menjelaskan.
Diharapkan, pelatihan jurnalistik ini bisa membantu siswa dalam mengasah kreatifitas dan bakat khususnya dalam bidang tulis menulis serta membangun daya kritis nalar dalam membaca realitas kehidupan.
Di acara yang diikuti oleh ratusan siswa Madrasah Aliyah se-Balikpapan itu berlangsung selama tiga hari Senin-Rabu (14-16 Maret 2016), para siswa mendapat bimbingan menulis berita, artikel, dan opini sederhana.
Terakhir, dalam acara yang sama panitia akan membentuk pengurus komunitas Penulis Muda Nusantara (PENA) wilayah Balikpapan dan sekitarnya di Kalimantan Timur. Diketahui, komunitas PENA adalah kumpulan anak-anak muda Islam pecinta literasi, membaca dan menulis.*/Rofi Munawar (Jogjakarta), Rizki Kurnia Sah (Balikpapan)