Hidayatullah.com– Dauroh 10 Hari Menghafal Al-Qur’an digelar oleh sebuah lembaga pendidikan di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (10-19/04/2016).
Dauroh al-Qur’an ini mengambil tema “Setiap Orang yang Beriman, Mudah Menghafal Al-Qur’an”. Acara ini diikuti sekitar 120 peserta yang terdiri dari perwakilan unit di bawah lembaga itu. Peserta lain juga datang dari Samarinda dan Bontang.
Pembukaan acara tersebut di antaranya dihadiri Ustadz Abdurrahman Muhammad (Pimpinan Umum Hidayatullah), Karyadi (Pembina Dauroh), Abdul Ghoffar Hadi (Ketua LPPH), dan sejumlah kepala madrasah.
Ketua Panitia, Amir Abdullah dalam sambutannya mengatakan bahwa dauroh ini adalah upaya untuk membumikan al-Qur’an kepada para pelajar yang mengikutinya.
“Ada cita-cita besar yang ingin kita wujudkan, agar santri bisa dekat dengan al-Qur’an. Singkatnya bagaimana kita bisa membumikan al-Qur’an. Tentu, cita-cita dan impian yang mulia ini harus ditopang dengan langkah yang nyata,” kata Amir.
“Alhamdulillah, hal yang patut kita syukuri karena memulai pekerjaan mulia, menghafal al-Qur’an ini. Perlu dipahami bahwa dauroh ini bukan semata-mata untuk pencapaian pribadi, tetapi bekal untuk diajarkan kepada adik asuhnya di tempat tugas nantinya,” tambah Abdul Ghofar dalam sambutannya.
Ia mengutip tulisan Ibnu Khaldun dalam Kitab Muqoddimah bahwa sebaiknya menghafal al-Qur’an itu diselesaikan sebelum seorang anak memasuki masa balighnya.
Ia pun menceritakan pemikirin Budi Azhari, pakar sejarah Islam dan pendiri Khuttab Al Fatih. Pemikiran itu, apabila ada sekolah yang menargetkan 1 juz hafalan al-Qur’an selama 6 tahun, maka sekolah itu tidak serius dengan al-Qur’an. Maksudnya, target hafalannya harus jauh lebih banyak dari itu.
“Kita buktikan bahwa orang beriman itu mudah menghafalkan al-Qur’an. Setelah itu jangan lupa untuk ditadabburi dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga setelah dauroh ini peserta bisa minimal menghafal 3 juz al-Qur’an,” kata dia.
Dauroh untuk Putri
Selain untuk putra, dauroh ini juga diperuntukkan bagi pelajar putri. Irma SS, Kepala Sekolah MA RM Putri yang kami hubungi via pesan singkat menyampaikan mengapresiasi atas kegiatan ini. MA ini memang sudah merencanakan program Tahfidz Camp setelah kegiatan UN kelas XII.
“Semoga dauroh ini bisa menjadi bekal bagi para siswi, karena lulusan sekolah kami akan mengabdi sebagai pengasuh dan murobbi al-Qur’an di beberapa daerah. Semoga di tempat tugas nanti, mereka bisa mengasuh siswanya dengan baik dan menjadi pioneer dalam mengembangkan budaya membaca dan menghafal al-Qur’an,” kata Irma.
Dauroh ini dibimbing langsung oleh hafidz dan hafidzah yang telah menyelesaikan hafalan al-Qur’annya. Dauroh dipusatkan di Masjid ar-Riyadh. Untuk peserta akhwat, ditempatkan terpisah.* Febryan Wardana, pegiat komunitas PENA Balikpapan