Hidayatullah.com– Omah Peradaban kembali membuka Sekolah Sejarah Peradaban Islam (SSPI) Intermediate Class setelah sukses menggelar SSPI angkatan dasar (basic) sebelumnya.
Agastya Harjunadhi, selaku pendiri Omah Peradaban mengungkapkan, pentingnya sejarah dan peradaban bisa dibuktikan dengan sejarah yang memiliki porsi terbesar dalam al-Qur’an.
“Pendidikan melalui sejarah memang menjadi fokus kita. Karena Allah dan Rasul-Nya mencontohkan ketika mendidik umatnya dahulu. Sehingga di dalam firman-Nya, al-Qur’an sendiri sebagian berisi kisah-kisah (sejarah) yang penuh hikmah,” ungkapnya di Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Sejarah itulah yang mampu membentuk pola pikir manusia. Dari kisah dan hikmah, diharapkan kita memahami implementasi konkret dari sebuah konsep yang sedang diperjuangkan. Yakni konsep ketauhidan, beriman kepada Allah Yang Maha Esa.
“Kita menjadi tahu bagaimana perjuangan para utusan Allah dalam menegakkan kebenaran, tauhid, dan pemikiran yang murni di dalam kehidupan. Kita jadi tahu bagaimana kokohnya iman mereka sehingga kita bisa teladani, untuk kita perjuangkan kemurnian iman/cara pandang Islam kita saat ini,” pungkas Agast.
Terkait Pemimpin Non-Muslim
Menurut Agast, keadaan saat ini memang menuntut kita untuk memperkuat kemurnian iman. Sebagai contoh ketika memilih pemimpin.
Dalam sejarah, jelasnya, tidak pernah ada para utusan Allah, pejuang kebenaran Islam berloyalitas kepada pemimpin non-Muslim, apalagi pemimpin yang memusuhi Islam.
Sehingga, menurutnya, aneh ketika ada seorang Muslim yang (pasti) ahistoris sehingga salah paham atau memiliki pemahaman yang salah. Mereka tertipu dengan media dan lebih mengorbankan kebenaran al-Qur’an. Ini sangat fatal.
“Itulah mengapa kelas intermediate ini pendalaman sejarahnya diperkuat dengan konsep Islamic Worldview. Sebuah upaya penting dan mendesak untuk mengokohkan iman, meluruskan cara pandang Islam kita kepada kehidupan,” tandasnya tegas.
Sekolah sejarah yang bertemakan “Studi Sejarah Peradaban Pra dan Pasca Rasulullah SAW & Kuliah Islamic Worldview” ini menghadirkan pemateri yang ahli di bidang sejarah peradaban dan pemikiran Islam.
Di antaranya, Nirwan Syafrin, Ph.D (Peneliti INSISTS), Dr. Henri Shalahuddin (Peneliti senior INSISTS), Dr. Tiar Anwar Bachtiar (Pembina Jejak Islam Bangsa), dan Haikal Hassan (pegiat sejarah, motivator).
SSPI Intermediate Class ini diadakan setiap hari Sabtu pukul 08.30–11.30 WIB. Berlangsung mulai tanggal 29 Oktober–17 Desember di Masjid Abu Bakar Assidiq, Cawang, Jl Raya Otista, Jakarta Timur.
Bagi yang ingin bergabung pendaftaran melalui online di omahperadaban.com/formsspiinter.* Kiriman Ali Muhtadin