Hidayatullah.com–Forum Pemimpin Muda ASEAN (ASEAN Young Leaders Forum – AYLF) berkomitmen penuh untuk mengajak pemuda ASEAN bersatu dan secara kolektif menolak upaya oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dalam penyebaran radikalisme di kawasan.
Gagasan itu ditegaskan dalam agenda “Youth Against Terrorism” di International Islamic University Malaysia (IIUM), Kuala Lumpur, baru-baru ini.
Presiden AYLF Indonesia, Adhe Nuansa Wibisono, menjelaskan pemuda merupakan target utama perekrutan oleh jaringan teroris global, dan lebih rentan perekrutan karena adanya manipulasi terhadap sentimen agama atau etnis oleh jaringan terorisme.
“Pemuda adalah masa depan dan tonggak peradaban sebuah bangsa. Jatuh dan bangunnya sebuah bangsa sangat tergantung pada generasi mudanya”, jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (13/09/2017).
Menurutnya salah satu alasan mengapa beberapa anak muda terlibat dalam aktivitas terorisme adalah sikap dan kecenderungan mereka untuk melarikan diri, meningkatnya tekanan hidup dan realitas kehidupan yang sulit seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, pencabutan hak dan permasalahan keluarga.
“Masalah tersebut kemudian menjadi faktor besar yang berkontribusi terhadap keterlibatan anak muda dalam aktivitas terorisme. Ada pula salah tafsir terhadap konsep jihad di sebagian kalangan pemuda,”, ungkapnya.
Di sisi lain, Presiden AYLF Malaysia, Nur Aisyah Zainordin menyatakan Forum Pemimpin Muda ASEAN sudah memiliki jaringan yang menyeluruh di Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, Kamboja dan Sri Lanka.
Sehingga seluruh kawasan telah bersepakat menyerukan kepada para pemuda di kawasan ASEAN untuk bersatu melawan segala bentuk radikalisme, ekstremisme dan terorisme baik atas dasar agama ataupun etnis.
Baca: Silaturrahim Pemuda Muslim Asean, Bersatu dalam Keragaman
AYLF juga meminta para pemuda ASEAN untuk secara kolektif mengadakan kampanye anti-terorisme di negara masing-masing yang ditujukan kepada semua lapisan masyarakat. Pemuda ASEAN juga diminta untuk mengadakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap bahaya terorisme.
“Pemuda ASEAN harus meningkatkan kesadaran dan mengungkap strategi manipulatif yang digunakan kelompok teror dalam merekrut calon-calon teroris dari kalangan anak muda,” tegasnya.
Pemuda juga bisa terlibat dalam program pengembangan diri yang positif seperti yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, seni, budaya dan olahraga sebagai saluran yang berharga agar terhindar aktivitas yang tidak produktif.
“Pemuda juga diarahkan untuk mempelajari pengetahuan agama dari sumber yang kredibel dan terpercaya. Pemuda kawasan harus bersatu untuk membangun ASEAN yang damai dan bebas dari terorisme”, ungkap Nur Aisyah.*/kiriman Adhe Nuansa Wibisono