Hidayatullah.com– Setelah satu pekan mengadakan Daurah Al-Qur’an bersanad khusus ilmu tajwid, mulai dari tanggal 3-9 Oktober 2017, SMI Hidayatullah Yogyakarta lahirkan generasi pewaris sanad ilmu tajwid matan tuhfatul athfal.
Karena waktu yang cukup singkat, dauroh kali ini hanya menyelesaikan kitab tuhfatul athfal, dengan beberapa santri berhasil meraih sanadnya.
Dari sekian banyak peserta, ada enam santri yang diberikan karunia oleh Allah berupa sanad ilmu tajwid matan tuhfatul athfal. Walaupun persiapan dauroh yang kurang maksimal dan waktu yang cukup singkat, karena kesungguhan dalam mengikuti dauroh, mereka diberikan hadiah terindah berupa sanad, yang menyambungkan mereka ke pengarang kitabnya.
Tidak mudah untuk mendapatkan sanad ini, karena mereka harus melalui beberapa tahapan dalam ujian. Di antaranya adalah setoran matan/nadhom tuhfatul athfal, ujian penguasaan hafalan dengan cara acak, pemahan materi dauroh (diroyah dan riwayah) dan tilawah al-Qur’an.
Setelah itu semua dilalui, terakhir ada munaqasyah (ujian terbuka di depan seluruh peserta).
Baca: Dauroh Al-Qur’an, SMI di Yogyakarta ini Liburkan KBM Formal Sepekan
Adapun ananda-ananda yang berhasil mendapatkan sanad tajwid matan tuhfatul athfal, mereka adalah empat orang santri Madrasah Aliyah dan dua orang santri Madrasah Tsanawiyah.
Yakni Yusuf Wafi kelas XII, Abdullah Bin Khairul Ba’its kelas X, Ilyas Hibatullah kelas XII, Erief Ibadurrahman kelas X, Ahmad Jamaludien Nurfahmi kelas IX, dan Aufa Bahauddin Zahid kelas IX.
Dalam sambutannya, Rifa’i selaku ustadz pemateri dauroh al-Qur’an dan pemberi sanad tajwid menyampaikan bahwa santri-santri yang mendapatkan sanad merupakan lecutan semangat bagi yang belum dapat dan belum siap ujian.
“Mereka yang dapat sanad itu adalah lecutan bagi kita yang belum dapat. Siapkan saja hafalan dan yang lainnya untuk diujikan di dauroh al-Qur’an berikutnya. Insyaallah ini bukan kesempatan terakhir, nanti kita akan adakan dauroh selanjutnya,” paparnya.
Ia juga berpesan kepada para santri yang mendapatkan sanad untuk tidak sombong dan berhenti belajar.
“Antum (kalian) yang sudah mendapatkan sanad tajwid, jangan sekali-kali merasa sombong dan berhenti untuk belajar. Justru antum harus lebih giat lagi belajar, karena amanah sanad ini sangat berat, antum harus mengajarkan ilmu antum kepada yang lain supaya antum lebih menguasinya,” tambahnya.
Memang pengurus sekolah berencana mengadakan dauroh al-Qur’an bersanad jilid 2 pada bulan Januari mendatang, guna menuntaskan target standardisasi bacaan al-Qur’an bersanad. Semoga hal ini bisa terwujud.
Selamat kepada Ananda yang berhasil menjadi pewaris sanad tajwid matan tuhfatul athfal. Semoga ilmunya berkah dan bermanfaat. Aamiin.* Kiriman Jundi Iskandar (Jogja)