Hidayatullah.com–Depdikdasmen Jawa Tengah, selama 4 hari dari Rabu-Sabtu, 28-31 Juli 2021 menggelar kegiatan Diklat Guru Baru Jaringan Pendidikan Integral Jawa Tengah secara online. Imam Suja’i sebagai Ketua Panitia kegiatan menyampaikan bahwa diklat online guru baru Hidayatullah Jawa Tengah ini merupakan media untuk membekali guru baru mempersiapkan diri untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dengan penuh komitmen, berkualitas dan amanah.
Usman Wakimin, M.Pd, Ketua Depdikdasmen Hidayatullah Jawa Tengah menyampaikan harapan kepada seluruh peserta bisa mengikuti diklat online secara penuh, dari awal hingga akhir sehingga bisa tercapai target diklat online. Di antara materi yang diberikan adalah; Visi dan Misi Hidayatullah, Memahami Jati diri lembaga Hidayatullah, konsep PIBT, Kode Etik Guru, Memahami Dasar Keterampilan Mengajar, Memahami Strategi Komunikasi Efektif, Memahami Metode Al-Hidayah, Mengenal Sako Hidayatullah, Memahami Kesehatan Mental Guru, dan Kiat Hidup Ssehat bagi Guru.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah Jawa Tengah, Ustad Ali Subur, SE dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Kadep Pendidikan DPW Hidayatullah Jateng, semua Kepala Sekolah Hidayatullah se-Jateng, Tim Depdik Wilayah yang tetap produktif meskipun dalam masa pandemi ini. Apresiasi juga diberikan pada 53 peserta yang hadir baik distudio sentral diklat online maupun secara virtual di sekolah masing-masing.
“Selamat datang para pejuang peradaban, bukan guru sembarang guru, tapi guru pejuang dan pejuang yang guru. Yang memiliki tanggung jawab mencerahkan generasi dan kader pembawa estafeta perjuangan dinullah di masa depan,” kata Ali Subur.
Menurutnya, status baru sebagai guru pejuang harus disyukuri, karena peristiwa apapun yang membawa kepada kebaikan adalah karunia besar yang harus disyukuri, tambahnya. Lebih lanjut, ia berharap semua peserta mempererbaiki niat dan orientasi menjadi guru di Hidayatullah, termasuk perlunya pemahaman tentang konsep rejeki.
“Rejeki adalah sesuatu yang sudah dijamin oleh Allah sejak di Lauhful Mahfudz sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan apalagi sampai membuat cemas. Cukuplah fokus pada totalitas melakukan kewajiban mengajar dengan sungguh-sungguh. Pekerjaan menjadi guru harus diniati untuk menolong agama Allah, menolong orang lain, mendidik umat. Dengan begitu Insya Allah kita akan ditolong Allah,” tambahnya.
Menurut Ali Subur, keterlibatan sebagai guru adalah semata skenario terbaik dari Allah. Karenanya itu janganlah kebaikan yang telah diberikan Allah kita selisihi dengan sikap berkhianat, baik berkhianat niat, khianat tujuan, khianat cara bekerja, maupun khianat menjadi perusak system, katanya.
“Allah ingin menyaksikan sekaligus membersamai Anda semua menjadi pribadi baru yang lebih bernilai di hadapan Allah. Baik sebagai Abdullah (hamba maupun khalifatullah). Amanah sebagainguru adalah tugas penerus misi kenabian dan para ulama salafus shaleh,” kata dia lagi. *