Hidayatullah.com–Universitas Al-Ahgaff hari Kamis lalu (12/08/21), kembali menggelar sidang tesis terbuka untuk penganugerahan gelar master of art yang ke sekian kalinya. Program pascasarjana ini sendiri baru berjalan beberapa tahun dan bertempat di Kota Tarim, sedangkan jurusannya masih terbatas dalam jurusan fikih dan ushul fikih.
Dalam sidang yang berlangsung di aula Perpustakaan Universitas Al-Ahgaff ini, seorang putra Sumatera Utara (Sumut) berhasil menyelesaikan tesisnya di hadapan para dewan penguji berikut seluruh hadirin meliputi para asatidz dan mahasiswa yang berkesempatan hadir. Ia adalah Ahmad Suhaimi Nasution, pemuda kelahiran Panyabungan, Kab Mandailing Natal, Prov Sumatera Utara.
Ahmad Suhaimi adalah mahasiswa yang gigih dengan segudang prestasi. Ia pernah meraih juara pada lomba MQK dalam beberapa bidang keilmuan, anggota pengkaderan ulama daerah Madina, hingga meraih juara satu umum saat wisuda di PP Musthafawiyah tahun 2014 silam.
Ahmad Suhaimi menyelesaikan tesis berjudul Atsaru At-Thibbi AL-Hadis fi Tagyiri Al-Hukmi As-Syar’i (Pengaruh Ilmu Kedokteran Modern terhadap Perubahan Hukum Fikih) yang merupakan studi komparatif anatara hukum fikih, ushul fikih dan kajian kontemporer dengan jumlah 250 halaman.
Sidang tersebut berjalan dengan baik dan lancar selama kurang lebih 3 jam. Sidang terbuka ini dipimpin oleh Dr Abdullah bin Abdulqadir Al-Aydrus (Dosen Pengajar Fikih di Universitas Al-Wasatiyah) selaku pembimbing tesis, Dr Alwi bin Abdulqadir Al-Aydrus (Dosen Pengajar Fikih dan Ushul Fikih di Universitas Al-Ahgaff) selaku penguji internal, dan Dr Ahmad bin Salih bin Ali Bafadal (Dosen Pengajar Fikih di Universitas Al-Quran dan ilmu Islam) selaku penguji eksternal.
Sidang tersebut berjalan dengan hangat dan disertai dengan diskusi dan bantahan dari kedua belah pihak. Acara diakhiri dengan pengumuman kelulusan serta penganugerahan gelar master of art oleh para dewan penguji kepada Ahmad Suhaimi Nasution yang telah bersusah payah menuliskan tesis ini selama kurang dari 6 bulan.
Sebelum menuntaskan gelar master, ia terlebih dahulu menyelesaikan S1 di universitas yang sama pada 2019 lalu dengan predikat mumtaz. Yang menggembirakan, ia bahkan mampu menyelesaikan hafalan Al-Qurannya semasa S1, juga lulus di Jurusan Hadis di Institut Darul Guroba’.
Dr. Abdullah bin Abdulqadir Al-Aydrus yang merupakan dosen dan pembimbingnya memberikan pelukan erat atas kelulusanya.*/ Ahmad Raja Azani, Ikatan Pelajar Sumatera Utara (IPSU) di Yaman