Hidayatullah.comâDirektur Institut Pemikiran dan Pembangunan Insan (PIMPIN) Bandung, Dr. Wendi Zarman, mencampurkan pemikiran-pemikiran lain dengan Islam mengindikasikan bahwa orang tersebut tidak paham apa itu Islam. Hal ini disampaikan dalam perkuliahan SPI Bandung, hari Kamis.
Pertemuan ke-3 SPI Bandung yang dilaksanakan di Ruang Tafsir Mesjid Istiqomah Bandung itu mengangkat tema Ruâyatul Islam Lil Wujud (The Worldview of Islam). Worldview dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai pandangan terhadap dunia/realitas atau menurut Dr. Wendi bisa juga diartikan sebagai pandangan hidup.
Wendi yang menjadi pemateri pada pertemuan kamis malam itu menegaskan bahwa Worldview of Islam sudah sempurna, tidak berubah oleh perubahan sosial atau budaya, dan tidak dibentuk oleh sejarah. âSeseorang yang menggabungkan feminisme dan Islam menjadi Islam Feminis, misalnya, bisa jadi ia tidak paham apa itu feminis atau bisa jadi juga tidak paham apa itu Islam,â terang penulis Ternyata Mendidik Anak Cara Rasulullah Mudah dan Efektif itu.
Worldview Islam itu, dinilainya bersumber dari wahyu Allah, Al-Qurâan dan Sunnah (Al-Hadist) yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW lalu kemudian dinyatakan dalam perkataan dan perbuatan oleh beliau. Worldview Islam menjawab pertanyaan-pertanyaan besar manusia, bahkan ia menjadi sebuah agama yang menjawab segala persoalan-persoalan manusia.
âKalau disebutkan Islam itu menjawab segala persoalan persoalan manusia, bagaimana kalau ada orang yang punya masalah mental? Apakah harus datang ke psikolog atau ke ahli agama?â tanya salah seorang peserta kuliah.
âMeskipun disebutkan bahwa Islam menjawab persoalan manusia, namun ia berada pada level fundamental. Pada level praktis Islam tetap mendukung dan menggunakan sains atau ilmu pengetahuan. Menyerahkan sesuatu kepada ahlinya,â jawab Dr. Wendi.
Wendi menuturkan bahwa terdapat ketidakpercayaan diri dari umat Islam sehingga seringkali menggunakan konsep dan pemikiran-pemikiran selain Islam dalam menjawab beberapa persoalan hidup. âOrang-orang itu kemungkinan memang belum mempelajari Islam seutuhnya, tapi sudah mendengarkan dan setuju dengan paham-paham lain,â demikian kata Hadiyan, salah satu peserta SPI yang hadir menanggapi dosen Universitas Komputer Indonesia itu.*/ Trianka Priya Utama