Hidayatullah.com–Gejolak di tubuh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) khususnya pasca pembentukan DPR tandingan belakangan ini menjadi sorotan publik.
Merespons isu strategis tersebut, Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) telah menggelar sebuah forum diskusi Lesehan Demokrasi di Sekretariat PP KAMMI, Jakarta, Sabtu (01/11/2014) malam.
Diskusi menghadirkan politisi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Willy Aditya didaulat sebagai pemantik dalam diskusi yang mengangkat tema “Kekuatan Perimbangan Parlemen dan Jalannya Pemerintahan Jokowi-JK”.
Bertindak sebagai moderator diskusi Irawan Malebra dari Bidang Kajian Publik PP KAMMI.
“Kegaduhan politik yang sedang terjadi mesti disikapi pula oleh gerakan mahasiswa selaku elemen bangsa. Oleh karena itu, melalui diskusi kali ini, KAMMI hendak menggali pandangan dari dua orang yang dianggap bisa mewakili KIH (Koalisi Indonesia Hebat) dan KMP (Koalisi Merah Putih),” kata Irawan.
Sedang Taufik Amrullah dari DPP Partai Amanat Nasional (PAN) berhalangan hadir. Namun demikian, diskusi tetap dilanjutkan.
Menanggapi situasi DPR kekinian, Willy Aditya mengatakan bahwa, hari ini Indonesia sedang terbelah. Peyebabnya, menurut Willy, ada kesesatan dalam berpikir yang kini menjangkit para wakil rakyat.
“Sesat pikir itu terlihat dari polarisasi anggota DPR menjadi KMP dan KIH. Lebih kacau lagi ketika ada DPR tandingan,” kata Willy.
Harusnya, lanjut Willy, masing-masing “kubu” bisa berdialog dengan lebih intensif untuk menjembatani kebuntuan komunikasi selama ini.
Selain itu, Willy mengajak para anggota dewan untuk kembali kepada khittahnya.
“Khittah seorang anggota dewan yang sedang menjabat ialah wakil rakyat, bukan lagi wakil partai. Sehingga, pada saat memperjuangkan sesuatu di meja,” tegasnya.
Di akhir pemaparan, Willy juga mengajak segenap mahasiswa untuk terus berperan aktif menguatkan masyarakat.
Agenda Lesehan Demokrasi itu dihadiri oleh puluhan personel PP KAMMI, kader KAMMI di sekitar wilayah Jakarta, serta tamu undangan dari gerakan mahasiswa lain.
“Ke depan, diskusi semacam ini dengan tema-tema berbeda akan dilaksanakan rutin secara berkala,” pungkas Irawan sebelum menutup acara.*/Nur Afilin (Humas PP KAMMI)