Hidayatullah.com—Memperingati Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 Nopember, Laznas BMH sinergi bersama Pemuda Hidayatullah gelar webinar dengan tajuk “Bergerak Maju Kobarkan Api Kepahlawanan” yang berlangsung dari Pukul 19.30 – 22.00 WIB.
Hadir tiga tokoh muda dari dunia pergerakan pemuda Islam, yakni Sekjen PP Pemuda Hidayatullah, Mazlis. Direktur Bakornas Lapenmi PB HMI, Asran Siara dan, aktivis yang juga pendiri Rumah Sejarah Indonesia Tamadun, Hadi Nur Ramadhan/
Acara yang dimoderatori oleh pegiat literasi Ainuddin Chalik menghadirkan Kepala Humas Laznas BMH, Imam Nawawi, menjadi keynote speaker. Imam menegaskan bahwa peran umat Islam sangat dinantikan untuk menjawab masalah dan tantangan ke depan.
“Kita, umat Islam, generasi muda terutama memiliki masalah serius dan juga tantangan tidak ringan ke depan. Mulai dari gelombang resesi ekonomi dunia dan juga Indonesia yang berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan. Kemudian, merawat Indonesia agar tetap berdaulat dan bermartabat dalam benturan kepentingan aktor geo politik, hingga bagaimana kaum muda Islam, mampu menjawab masalah itu semua, di antaranya melalui gerakan dan kesadaran zakat, infak dan sedekah,” ungkapnya.
Menurutnya, generasi muda Islam tidak sekedar harus berperan, tapi harus siap menjadi aktor perubahan dengan api kepahlawanan sebagaimana Indonesia pada 1945, imbuhnya. Beberapa poin mengemuka dalam forum itu dan sifatnya sangat penting.
“Kita harus belajar sejarah, karena tanpa mengenal sejarah kita tidak akan bisa meraih kemenangan,” kata Hadi Nur Ramadhan.
Sementara Mazlis mendorong kaum muda sadar akan sejarah, sampai pada peristiwa yang meliputinya. “Saya sengaja membacakan pidato Bung Tomo pada 10 November 1945 agar ktia mengingat bahwa api perjuangan para pahlawan itu dijiwai oleh nilai-nilai spiritual Islam, Allahu Akbar,” katanya.
Adapun Asran Siara ia menekankan pendidikan sebagai solusi mendasar menjawab masalah dan tantangan umat ke depan. “Negara sangat berkepntingan untuk kemajuan pendidikan Indonesia, sebagiamana pembukaan UUD 45 yang di antaranya menyebutkan, bagaimana kita mencerdaskan kehidupan bangsa,” tegasnya.
Asran mengemukakan beberapa fakta hasil survei lembaga internasional yang menempatkan Indonesia masih jauh tertinggal dari negara kawasan di ASEAN. Menjawab ini kita harus kembali memajukan pendidikan, sayangnya, guru belum jadi pihak yang dimuliakan.
“Berbeda dengan di negara maju lainnya, yang posisi guru benar-benar dihargai dan dihormati. Namun demikian kita tetap bisa menjawab itu dengan semangat terus belajar, berorganisasi dan tentu saja mengasah kemampuan leadership dengan bergabung dalam organisasi,” imbuhnya.
Webinar ini kata Imam Nawawi penting bagi anak muda bersilaturrahmi, merajut pikiran ke depan, termasuk untuk sinergi kebaikan dalam ragam program keumatan, yang di antaranya Laznas BMH telah lakukan selama ini pada sektor pendidikan dan dakwah sebagai arus utama.*/Herim