Hidayatullah.com– Ketua Umum DPP Hidayatullah, Nashirul Haq, menyampaikan khutbah Arafah di maktab 5 kloter 10 BPN (Embarkasi Balikpapan: jamaah asal Kalimantan Timur yang merupakan gabungan dari Balikpapan, Samarinda, Paser, dan Penajam Paser Utara), Arab Saudi.
Wukuf di Arafah, tutur Nashirul dalam poin-poin khutbahnya kepada hidayatullah.com Jakarta, Rabu (22/08/2018), adalah gambaran berkumpulnya manusia di padang Mahsyar kelak.
“Mereka datang tanpa membawa pangkat, kekuasaan, dan kekayaan. Setiap manusia akan dihisab amal perbuatannya. Kemuliaan hanya dinilai dari ketakwaan. Maka sebaik-baik bekal adalah bekal takwa,” katanya.
Nashirul mengajak jamaah haji mengoptimalkan momen berhaji untuk berdoa -terutama saat wukuf.
Agar mendoakan diri dan keluarga, sahabat dan kerabat, orang-orang yang menitipkan doa, kaum Muslimin yang tertindas dan terjajah, kemaslahatan bangsa dan tanah air, serta memohon diberikan pemimpin berkualitas yang mampu membawa Indonesia menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur -negeri yang aman, makmur, sejahtera, dan diridhai Allah Subhanahu Wata‘ala.
Poin berikutnya yang disampaikan Nashirul tentang haji mabrur. Indikator haji mabrur, menurutnya, apabila seseorang yang telah menunaikan haji memiliki kualitas keislaman yang lebih baik dari sebelumnya.
Baca: Mendambakan Haji Mabrur
Seperti istiqamah menjaga dan memelihara amal ibadah dan kebajikan yang dilakukannya selama berada di Tanah Suci, shalat fardhu tepat waktu –khusus bagi laki-laki dilakukan secara berjamaah, menutup aurat, rajin berinfak, menjaga hijab dan menutup aurat bagi wanita, rajin berdzikir dan membaca Al-Qur’an, gemar membantu, mengendalikan emosi, serta menghindari ucapan kotor, dan seterusnya.
Poin terakhirnya adalah kalimat talbiyah. Kalimat talbiyah yang dilantunkan jamaah haji, kata dia, adalah pernyataan datang ke Tanah Suci semata-mata karena memenuhi panggilan Allah untuk menunaikan ibadah haji.
“Bukan karena motivasi duniawi seperti mendapatkan penghargaan dan pujian manusia,” ujarnya mengingatkan.
Syarat diterimanya ibadah, terangnya, ada dua, yakni ikhlas karena Allah dan sesuai tuntunan sunnah.* Andi