Hidayatullah.com–Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Satu lagi pergerakan Islam kehilangan salah satu tokohnya. Televisi Aljazair, kemarin (19/6/2003) mengumumkan berita duka soal wafatnya Pemimpin Partai Harakah Mujtama’ Silmi (HMS), sebuah gerakan Islam moderat di Aljazair, Mahfuz Nahnah, dalam usia 61 tahun.
Menurut siaran televisi Aljazair, mengutip informasi dari salah seorang petinggi Partai HMS, Nahnah sebenarnya baru kembali ke Aljazair dari Paris setelah mengalami pengobatan di salah satu rumah sakit di sana.
Mahfuz Nahnah kelahiran 28 Januari 1942, di kota Balida, sekitar 50 kilometer selatan ibukota Aljazair, disebutkan menderita penyakit yang sangat berbahaya, yakni Leukemia.
Tokoh yang pernah menduduki peringkat kedua dalam pemilihan Presiden di Aljazair itu sebelumnya juga pernah menjalani operasi di Yordania, sebelum kemudian dipindahkan ke Paris. Namun para medis di Paris mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk mengobati Nahnah dan mengizinkannya kembali ke Aljazair untuk menikmati sisa hidupnya.
Dalam perjuangannya, Nahnah pernah dipenjara selama 15 tahun dengan tuduhan mengorganisir upaya penggulingan pemerintah waktu itu, yakni Hwarai Bomidi. Saat penjara adalah masa yang sangat berharga baginya untuk melakukan rekonstruksi ide dan pemikirannya.
Di penjara, konon Nahnah berhasil membina para napi sebagai orang-orang yang berkepribadian baik. Nahnah adalah tokoh yang keras menentang sistem sosialis yang diterapkan pemerintah pada masyarakat Aljazair.
Menurutnya, sistem itu tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat Aljazair yang Muslim. Ia lalu menyerukan untuk perluasan kebebasan politik dan ekonomi.
Nahnah sebagai tokoh gerakan Islam moderat pernah mengikuti pemilihan Presiden di negaranya. Dukungan terhadap partai dan kepemimpinannya mencuat saat pemilihan presiden di Aljazair pada tahun 1995, di mana Nahnah mendapat dukungan 3 juta suara sesuai pernyataan resmi dari pemerintah saat itu dan menduduki peringkat kedua terbanyak.
Itulah Pemilihan Presiden pertama di dunia Islam, yang diikuti oleh seorang tokoh pergerakan Islam. – (na/iol/m3)