Hidayatullah.com–Tak di Indonesia tak di Amerika Serikat. Nama dan aktivitas Islam, hari-hari ini nampaknya sasaran empuk fitnah para penguasa.
Kemarin, dokumen pengadilan mengungkapkan, tokoh muslim Amerika Serikat (AS), yang mengatur berbagai program keimaman Islam di Pentagon, ditahan hanya karena dianggap menerima uang secara ilegal dari Libya dan telah berkunjung ke negara itu.
Abdurahman Alamoudi tampil sekilas di Pengadilan Distrik Alexandria, Virginia, AS, Senin, sehari setelah dia ditangkap di Bandara Internasional Dulles setibanya dari perjalanannya ke luar negeri.
“Dia menerima, menransfer dan terlibat dalam, dana-dana dari perwakilan permanen Libya di PBB, yang bertindak atas nama pemerintah Libya,” kata Brett Gentrup, seorang agen khusus bagi dinas imigrasi AS, yang mengemukakan rangkuman tuduhan di depan hakim.
Karena Alamoubi merupakan seorang pemain yang tampak dalam kancah politik Washington, kasus tersebut tentu menjadi satu pukulan serius bagi masyarakat Muslim AS. Dia telah diterima di Gedung Putih lebih dari sekali dan secara serius memberikan kontribusi terhadap para politisi pada periode kampanye pemilihan umum tahun 2000.
Warga negara AS dilarang berhubungan secara finansial atau berpergian ke Libya melalui sanksi yang ditetapkan oleh mantan presiden Ronald Reagan tahun 1987, sebagai balasan terhadap aksi teror melalui pemboman di Roma dan Wina, di mana negara Afrika Utara itu dituduh berperan di dalamnya.
Awal bulan ini, PBB mencabut sanksi-sanksi yang dikenakan terhadap Libya atas pemboman tahun 1988 atas pesawat Pan Am di atas udara Lockerbie, Scotlandia. Tetapi pemerintah Presiden George W. Bush tetap meneruskan hukuman-hukuman tersebut.
Kasus itu terungkap setelah diserahkan kepada para pejabat penegak hukum AS oleh para intelijen Inggris, saat tersangka yang warga Eritrea berusia 51 tahun ditahan dan diusut ketika dia siap-siap berangkat ke Suriah dari Bandara Heathrow, London, 16 Agustus dan ditemukan di kopernya uang tunai sejumlah 340.000 dolar AS.
Menurut surat pernyataan yang disampaikan oleh para pengusut, Alamoudi menjelaskan kepada para pemeriksa dari Inggris bahwa dia telah menerima uang itu dari seseorang “yang berbicara dengan logat Libya” dan, dalam menghindari Bea Cukai AS, dia berencana mendeposito uang itu di bank-bank Saudi dan kemudian “memasukkan kembali uang itu” ke Amerika Serikat dalam jumlah-jumlah yang lebih kecil.
Dia juga mengingat satu percakapan tahun 1997 dengan seorang Dubes Libya untuk PBB, yang menyatakan kesiapan untuk membayar satu komisi kepada Alamoundi jika dia berhasil membebaskan beberapa dari harta Libya yang dibekukan terkait dengan pemboman Lockerbie.
Pengusutan itu telah mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap paspornya, Alamoudi, yang dinaturalisasi menjadi warga AS sejak tahun 1996, memiliki dokumen perjalanan Yaman, yang digunakan dalam penerbangan ke Tripoli.
“Stempelnya menunjukkan Alamoudi telah berpergian ke dan dari Libya secara reguler sejak Mei 2002 sampai Juli 2003 dengan lama tinggal rata-rata lima hari,” kata Gentrup.
Minggu lalu, seperti dikutip Associated Press(AP), AS juga menangkap Kapten Yousef Yee (34), seorang pembina rohani Islam yang bertugas di Pangkalan AL Teluk Guantanamo tanpa alasan dan tuduhan yang jelas.
Perwira yang pernah beragama Kristen ini bertugas di Kuba sejak bulan Nopember 2002. Tugasnya memberi bimbingan rohani untuk anggota militer beragama Islam dan untuk para tahanan yang kebanyakan berasal dari Afghanistan, atau yang dituduh berkait dengan jaringan Al-Qaidah.
Selasa kemarin, agen-agen Biro Penyelidik Federal (FBI) juga dikabarkan menangkap Ahmed Melhaba di Bandara Logan di Boston, Senin, ketika ia tiba dengan pesawat dari Mesir
Ahmed Melhaba, diduga terlibat kasus spionase di kalangan pekerja sipil dan militer yang ditempatkan di penjara Teluk Guantanamo, Kuba.
Meski belum jelas apa kesalahannya, belakangan, soal latarbelakang Islam nampaknya paling ampuh jadi sasaran tuduhan aparat. (ant/afp/cha)