Hidayatullah.com–Mohamed Nazzal, seorang anggota biro politik Hamas, enggan memberitahu negara Arab mana dan siapa agen Mossad yang ditahan.
Namun, seperti dikutip Associated Press (AP), diakuinya, agen tersebut berasal dari warga keturunan Arab dan sebagaian berasal dari negara lain.
“Mereka adalah rakyat Arab dan negara lain,” kata Nazzal mengenai agen yang ditahan itu dan enggan memberi penjelasan lanjut mengenainya.
Menurut berita yang diterima Hamas, agen Mossad telah mulai beroperasi di beberapa negara Arab untuk membunuh pemimpin politik Hamas, kata Nazzal.
Ini bukan kali pertama Hamas mengumumkan rencana Israel untuk membunuh beberapa pemimpinnya.
Februari lalu, Hamas pernah mengatakan, Mossad merancang membunuh Khaled Mashaal, eksekutif politik kelompok itu ketika berada di Mesir untuk melakukan perundingan dengan kelompok pejuang Palestina yang lain.
Bagaimanapun, sumber intelijen tinggi Israel menampik tuduhan itu.
Di Israel, jurubicara pemerintahan, Daniel Seaman memberitahukan pada AP, “Kami tidak tahu apa-apa mengenai perkara ini”.
Pemimpin Hamas di Tepi Barat dan Semenanjung Gaza menjadi buruan sejak serangan bom berani mati dilancarkan anggotanya pada 19 Agustus lalu yang telah mengorbankan sedikitnya 22 orang.
Sejak peristiwa itu, Israel memperhebatkan gerakan serangan udara terhadap anggota Hamas dan telah membunuh beberapa orang dari mereka termasuk Ismail Abu Shanab.
Percobaan paling dahsyat ialah percobaan pembunuhan Sheikh Ahmed Yassin dengan melancarkan serangan ke atas Gaza.
“Kegagalan Mossad membunuh pemimpin Hamas di Gaza membuat mereka beralih melakukan serangan di luar negara,” kata Nazzal.
Dalam beberapa kali pengalaman, Israel secara sengaja merekrut warga lokal yang diberi pendidikan intelijen dan militer guna menghianati kelompoknya sendiri. (AFP)