Hidayatullah.com–?Tidak disangsikan lagi banyak agenda besar terpaksa dirombak dari asal. Ini karena, tumpuan utama adalah proses peralihan kuasa yang bakal berlaku,? kata seorang pejabat pegawai Amerika seperti dikutip koran Washington Post.
Beberapa diplomat AS mengatakan, pendekatan baru Amerika yang turut menjadi satu masalah besar adalah rencana pakar strategi untuk mengubah Iraq menuju pasar bebas.
Sebelumnya, Presiden George W Bush, bertekad menggantikan ekonomi sosialis pemerintahan Saddam Hussein dengan pasar bebas, terpaksa diubah beberapa bulan lalu.
Berikut ambisi Washinton terhadap Iraq gagal atas serangan bertubi-tubi para pasukan milisia, penguasa sementara Amerika Serikat (AS) di Iraq, Paul L Bremer dan para stafnya kini terpaksa menumpukan perhatian untuk berkompromi dengan pemimpin Iraq.
?Ini guna memastikan ia dapat menepati kalender akhir 1 Juli ini guna menyerahkan kedaulatan negara itu kepada pemerintahan sementara Iraq,? tulis Washington Post.
Sementara itu, pemimpin Majlis Tertinggi Revolusi Islam Iraq, sebuah partai politik berfaham syi?ah yang bekerjasama dengan AS, mengatakan, Washington kini sadar mereka tidak dapat mengubah apapun yang mereka inginkan di Iraq.
?Mereka harus membiarkan rakyat Iraq menentukan sendiri isu-isu besar yang berlaku,? ujar Washington Post.
Seperti dimuat diberbagai kehadiran pasukan AS ternyata tetap tidak disenangi warga Iraq meski pemimpin mereka Saddam Hussein telah tertangkap. Menurut catatan, hingga kita sekitar 209 pasukan AS mati sejak 1 Mei.
Beberapa hari lalu, Aseneth Blackwell, bekas presiden ?Gold Star Wives of America Inc?, jumlah korban pihak mencapai 11 ribu jiwa melebihi perang di Vietnam.
?Kamu hanya akan percaya setelah melihat mereka tanpa tangan, tanpa kaki,? kata agen bantuan isteri korban perang ini. (wp/bh/cha)