Hidayatullah.com–Foto setengah telanjang Saddam yang dimuat tabloid Inggris, The Sun, Jumat (20/5) akhirnya berbuntut panjang. Berita terbaru menyebutkan, foto tersebut menimbulkan pro dan kontra di kalangan rakyat Iraq. Ada yang mendukung, tetapi banyak juga yang menganggap tindakan itu menghina bangsa Arab dan Islam.
"Saya sebagai seorang jurnalis percaya, mempublikasikan foto-foto semacam itu adalah tindakan imoral dan bertentangan dengan prinsip profesional kami," lanjutnya. Al-Shamaa dan sebagian besar warga Iraq lainnya juga mengecam pernyataan militer AS. Alasan penyebaran foto Saddam untuk menghentikan aksi para pendukungnya yang masih setia dinilai tidak akan terwujud.
"Mempublikasikan foto seperti itu justru akan meningkatkan perlawanan terhadap pasukan AS, karena Saddam sudah dijadikan simbol perjuangan bagi sebagian rakyat Iraq," kata warga Iraq lain yang tidak mau namanya disebut.
Rakyat Iraq juga menuduh AS mencoba memancing kemarahan dan kekerasan di Iraq. Kejadian yang dianggap melanggar HAM dan konvensi Jenewa ini hanya untuk membuat kondisi Iraq tetap tidak stabil di mata dunia.
Meski banyak mengecam, ada juga dukungan. Hussein Abed Ali, pemuda yang ayahnya dieksekusi saat era Saddam tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya atas kejadian ini. "Saddam pantas mendapatkan takdir ini. Dia pantas mendapatkan hinaan dan mati secara perlahan," ungkapnya.
The Sun, tabloid terkenal di Inggris, menyiarkan foto Saddam Hussein hanya berpakaian dalam pada halaman depan media cetak tersebut. Pihak militer AS di Iraq menyiarkan pernyataan yang mengecam publikasi foto itu. Militer AS juga menyerukan penyiaran foto-foto tersebut sebagai pelanggaran yang jelas terhadap peraturan kemiliteran.
Foto yang antara lain menunjukkan mantan penguasa Iraq itu dalam keadaan memelas. Hanya memakai celana dalam, sedang mencuci pakaian. (dtc/xinhua)