Hidayatullah.com—Lembaga pemerhati urusan kesejahteraan anak Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNICEF, hari Selasa (27/5/2014) mengatakan bahwa 200.000 anak terancam meninggal karena kelaparan tahun ini di Somalia jika tidak ada cukup dana untuk memenuhi kebutuhan vital mereka.
“Jika dana tidak diterima segera, UNICEF harus mengentikan layanan esensial untuk penyelamatan hidup dalam satu bulan,” kata Christophe Boulierac dikutip AFP.
UNICEF menyediakan 70 persen dari semua layanan kesehatan di Somalia, dan sejauh ini menerima hanya 10 persen dari USD150 juta yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitasnya di negara itu tahun ini, imbuh Boulierac.
Kekurangan dana itu sangat dramatis, di tengah peringatan bahwa negara yang pernah dihantam kelaparan ekstrim kurang dari tiga tahun silam itu dapat kembali mengalami krisis makanan.
Sekitar 50.000 anak di bawah usia lima tahun sudah menderita kekurangan gizi parah dan UNICEF memperingatkan angka itu potensial menggelembung menjadi 200.000 jika tidak ada bantuan dari PBB.
Somalia mengalami kekeringan sangat parah tahun 2011, di mana lebih dari 13 juta rakyatnya terdampak oleh kekeringan itu. Negara itu dinyatakan sebagai wilayah bencana kelaparan.
Menurut PBB sekitar 250.000 orang, kira-kira separuhnya adalah anak-anak, meninggal di Somalia saat bencana kelaparan itu.
Pelayanan kesehatan yang dapat menyelamatkan hidup, seperti perawatan diare, penumonia dan antibiotik, yang saat ini diberikan kepada 620.000 anak Somalia, juga akan dihentikan jika tidak ada dana kata Boulierac di Jenewa kepada wartawan. Demikian pula pelayanan kesehatan untuk 280.000 ibu hamil.
World Food Programme, yang pada bulan April lalu membagikan makanan kepada 664.495 orang di Somalia, juga telah memberhentikan stafnya dan mengurangi bantuan karena kekurangan dana.*