Hidayatullah.com-Pernyataan Cheney disampaikan dalam wawancara yang disiarkan Minggu, pemerintah AS tidak memiliki rencana untuk menutup pusat penahanan di Teluk Guantanamo, Kuba, dimana Washington menahan sekitar 540 orang-orang yang persangkakan tindakan "terorisme" ala AS dari 40 negara.
Ketika ditanya dalam wawancara televisi mengenai penjara itu, Cheney mengatakan kepada jaringan Fox News, "Saat ini, tidak ada rencana untuk menutup Gitmo (penjara Guantanamo)."
Presiden AS George W Bush mengatakan, Rabu, ia siap mengkaji alternatif-alternatif bagi kamp untuk tahanan-tahanan perang melawan teror setelah mantan Presiden Jimmy Carter menyerukan penutupan penjara itu di tengah kecaman dari kelompok-kelompok hak asasi manusia menyangkut perlakuan terhadap tahanan.
Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfeld mengatakan kepada wartawan pekan lalu, ia tidak mengetahui rencana pemerintah untuk menutup kamp tersebut.
Cheney dalam sebuah wawancara yang disiarkan Senin mengatakan, "Saya rasa mereka berdua (Bush dan Rumsfeld) menekankan hal penting bahwa anda harus memiliki kemampuan untuk memenjarakan tahanan-tahanan yang kami tangkap selama perang melawan teror."
"Mereka berdua menekankan hal itu. Saat ini, tidak ada rencana untuk menutup Gitmo. Presiden mengatakan kami meninjau semua pilihan kami secara terus-menerus," kata Cheney.
"Hal penting yang harus dimengerti di sini adalah orang-orang yang berada di Guantanamo adalah orang-orang jahat," katanya.
"Maksud saya orang-orang ini sebagian besar teroris. Ini adalah orang-orang yang ditangkap di medan perang Afghanistan dan ditangkap sebagai bagian dari jaringan Al-Qaeda," tambah wakil presiden AS itu.
"Kami telah memeriksa tahanan-tahanan di sana dan membebaskan sejumlah orang, mengirim mereka kembali ke negara asal mereka. Namun yang tersisa adalah orang-orang penting," kata Cheney.
Padahal, sebelumnya, Presiden Amerika Serikat George W Bush membiarkan "pintu terbuka" menanggapi seruan penutupan pusat penahanan Amerika Serikat di Guantanamo Bay, Rabu (08/05/2005). Bahkan, seruan penutupan penjara tersebut juga datang dari mantan presiden dan pejuang HAM Jimmy Carter.
"Kami tengah mengeksplorasi semua alternatif bagamana cara terbaik melindungi Amerika. Apa yang kami tidak ingin lakukan adalah membiarkan seseorang kembali dan mencelakakan kami," ujar Bush dalam sebuah wawancara dengan Channel Fox News ketika dimintai pendapatnya soal.
Penjara itu telah menjadi pusat badai politik di AS. Sebuah laporan Newsweek belum lama ini — yang kemudian ditarik — mengatakan, penginterogasi militer di kamp penjara itu membuang Al-Qu’ran di toilet untuk menggertak tahanan muslim. (ant/mi)