Hidayatullah.com–Bentrok aparat dan separatis di Kashmir India semakin seru. Hingga kemarin (7/8), ratusan pengunjuk rasa masih terlibat adu fisik dan perang mulut dengan aparat yang sengaja dikerahkan untuk meredam gejolak di kawasan perbatasan tersebut. Bahkan, salah seorang tokoh separatis terpaksa dilarikan ke rumah sakit.
Mohammad Yasin Malik dibawa ke rumah sakit setelah jatuh pingsan akibat aksi mogok makan yang dia lakukan sejak Selasa (5/8). Pria yang memiliki riwayat kesehatan buruk itu memang bertekad akan mogok makan hingga tewas jika tuntutannya tidak dikabulkan. "Kondisinya sangat lemah karena tidak ada cairan atau asupan gizi yang masuk. Kini, dia dalam perawatan intensif," ujar salah seorang dokter yang turut merawat Malik.
Malik yang dipercaya mengetuai kelompok Jammu Kashmir Liberation Front (JKLF) itu terpaksa melanjutkan unjuk rasa di rumah sakit. Saat dibawa ke rumah sakit pusat di Srinagar, tekanan darah aktivis pro-kemerdekaan tersebut sangat rendah. "Penyakit jantung yang diidapnya selama ini membuat kondisi kesehatan pasien bersangkutan masih cukup mengkhawatirkan," ujar dokter G.Q. Allaqaband di hadapan wartawan.
Ketegangan di perbatasan Kashmir-Jammu itu berawal Juni lalu. Pemicunya adalah rencana pemerintah untuk mentransfer tanah di kawasan sengketa itu ke tangan para peziarah Hindu. Komunitas muslim yang menguasai sebagian wilayah Kashmir tidak terima dengan rencana tersebut. Sebab, mereka khawatir transfer wilayah itu akan mengubah peta demografi kawasan sengketa tersebut.
Menolak Hindu
Yasin Malik adalah Pemimpin Front Pembebasan Jammu Kashmir (JKLF). Sebelum ini, para pemimpin Muslim ditangkapi pihak aparat akibat konflik dengan kaum Hindu.
Bulan Juli lalu, aparat keamanan India menempatkan beberapa pemimpin Muslim Kashmir dalam tahanan rumah sejak Selasa (1/7) kemarin, guna menghentikan protes terhadap keputusan penyerahan sebidang tanah hutan untuk tempat suci Hindu. Tindahakan ini sebelumnya telah memicu kekerasan. Sebelumnya, kaum Muslim menolak tanahnya untuk tempat suci Hindu dan pemerintah India menangkap para pemimpin Kashmir dan menempatkan mereka dalam tahanan rumah.
Umat Islam berkali-kali melakukan memprotes terhadap keputusan pemerintah untuk menyerahkan hampir 40 hektar hutan untuk tempat suci Hindu. Tindakan itu mereka katakan untuk mengubah demografi negara bagian mayoritas-Muslim satu-satunya di India yang sebagian besar warganya beragama Hindu itu.
Akibat masalah ini, bulan lalu, beberapa pemimpin Muslim — Hurriyat, Mirwaiz Umar Farooq dan Mohammad Yasin Malik dan Shabir Shah—dikenakan tahanan rumah. [ap/jp/hid/hidayatullah.com]