Hidayatullah.com–Pemimpin Gereja Katolik Roma di Skotandia, mengkritik keras sikap Amerika Serikat yang tidak setuju atas pembebasan tersangka pengeboman Lockerbie.
Kardinal Keith O’Brien, sebagaimana dilansir BBC (8/8/2010), menyatakan bahwa pemerintah Skotlandia mengambil keputusan yang benar dengan membebaskan Abdulbasit Ali al-Megrahi.
Para politisi di Amerika Serikat menginginkan agar politisi Skotlandia menjelaskan tentang keputusan mereka membebaskan Megrahi. Tapi O’Brien meminta para politisi negaranya agar tidak “crawling like lapdogs”, menjadi seperti anjing pudel yang selalu menuruti perintah pemiliknya.
“Pemerintah Skotlandia telah membuat keputusan yang dipertanggungjawabkan kepada rakyat Skotlandia, bukan pemerintah Amerika Serikat atau rakyat Amerika,” tegasnya.
Dia mengatakan bahwa Skotlandia memiliki budaya peduli, sementara Amerika Serikat senantiasa diliputi perasaan balas dendam.
Pada 18 Agustus 2009, Menteri Kehakiman Skotlandia Kenny MacAskill membebaskan Megrahi yang menderita kanker prostat, setelah ditetapkan bahwa kemungkinan usianya tidak akan lama lagi, yaitu sekitar tiga bulan saja.
Tapi ternyata hingga saat ini Megrahi, yang dituduh bertanggungjawab atas peledakan pesawat komersial AS tahun 1988 di atas kota Lockerbie, masih bertahan hidup.
Dalam wawancaranya dengan BBC Skotlandia, O’Brien mengatakan bahwa Amerika terlalu fokus untuk menuntut balas.
“Di banyak negara–lebih dari separuh–mereka membunuhi para terdakwa pelaku kejahatan berat, dengan memberikan suntikan mati atau lewat pasukan tembak mati. Saya menyebut hal itu sebagai sebuah budaya balas dendam,” tegas O’Brien.
“Mata dibayar mata dan gigi dibayar gigi, itu bukan budaya kami orang Skotlandia. Dan saya ingin agar pemerintah AS dan negara-negara lain yang masih menerapkap hukuman semacam itu, untuk memikirkannya dan mau belajar dari kami.”
Kardinal O’Brien menegaskan bahwa seharusnya Amerika lebih melihat ke dalam dirinya sendiri, daripada mengawasi bagaimana sistem hukum Skotlandia dijalankan.
O’Brien tetap membenarkan keputusan pemerintahnya atas Megrahi meskipun ternyata ia masih hidup.
“Saya masih menganggap mereka mengambil keputusan yang tepat, meskipun orang itu masih hidup.”
“Kita tidak boleh merangkak di bawah kaki Amerika atau membiarkannya datang ke sini dan menginterogasi kita di wilayah kedaulatan kita sendiri,” tandasnya.
Mengomentari pernyataan O’Brien, Wakil Menteri Pertama Nicola Sturgeon kepada BBC mengatakan bahwa posisi pemerintah Skotlandia tetap sama dan tidak ada hal yang ditutup-tutupi.
“Pembebasan Megrahi didasarkan pada belas kasihan. Kenny MacAskill telah menjelaskan hal tersebut dan kami juga telah menjelaskannya kepada pihak Senat AS,” ujar wanita itu.[di/bbc/hidayatullah.com]