Hidayatullah.com—Dalam penutupan sidang tingkat tinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Lisbon, Portugal Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan Sekjen NATO Andreas Rasmussen menandatangani kesepakatan penarikan mundur tentara NATO dari Afghanistan. Acara penandatangan itu disaksikan oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon dan puluhan wartawan. “Hari ini menandai awal dari sebuah fase baru dalam misi kami di Afghanistan. kami akan segera merealisasikan proses dimana otoritas Afghanistan akan mengambil kepemimpinan bagi keamanan seluruh negeri, distrik ke distrik,” kata Rasmussen. Selama acara pertemuan puncak ini, pihak NATO juga akan bertemu dengan presiden Rusia, Dmitry Medvedev untuk membahas bantuan dari Rusia selama konflik di Afghanistan berlangsung terkait bantuan perisai anti rudal. Presiden Karzai, yang mulai menunjukkan ketidakpuasannya dengan AS dan komandan pasukan sekutu di Afghanistan. Berdasarkan kesepakatan ini, NATO akan menarik semua tentaranya dari Afghanistan paling lambat sampai akhir tahun 2014 setelah menyerahkan kendali keamanan di negara itu kepada pemerintah Kabul. Usai penandatangan kesepakatan itu, Sekjen NATO dalam jumpa pers bersama Sekjen PBB dan Presiden Afghanistan, mengatakan, mulai dari ini NATO akan memfokuskan misinya untuk melatih tentara Afghan. Diharapkan empat tahun kedepan, militer Afghanistan dapat menerima kendali keamanan seluruh negeri dari tangan NATO. Di balik penandatanganan kesepakatan tersebut, para petinggi Amerika Serikat (AS) dan NATO berusaha mengesankan bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara berhasil menyukseskan misinya di Afghanistan, dan kini tinggal satu pekerjaan yang harus dilakukan yaitu melatih tentara Afghan untuk diserahi kendali keamanan di kemudian hari. Sejak AS membawa NATO ke sebuah misi lintas benua untuk pertama kalinya di Afghanistan, praktis NATO terjebak dalam sebuah lumpur air yang bisa membunuhnya. NATO dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama sulit, keluar dari Afghanistan dengan rasa malu atau tetap bertahan dengan angka kerugian nyawa dan dana yang semakin meningkat. Sebab fakta di lapangan menunjukkan keberadaan pasukan asing hanya menambah derita rakyat Afghanistan. Ketidakamanan, pembunuhan warga sipil dan penangkapan tanpa alasan sudah menjadi fenomena sehari-hari. Dalam kesepakatan tersebut, NATO mengatakan akan menyerahkan urusan keamanan di Afghanistan sepenuhnya kepada otoritas setempat pada akhir 2014. Namun sebaliknya, pimpinan tentara sekutu menyatakan tidak akan meninggalkan negeri itu dalam rangka memerangi pejuang Taliban. [irb/voan/hidayatullah.com]
Ikuti Kami
Terpopuler
Terbaru
- China Naikkan Batas Usia Pensiun di Tengah Populasi Menurun
- Bukti Rasional Adanya Allah
- Kemenkes Gaza Rilis 34 Ribu Nama Warga Palestina yang Dibunuh ‘Israel’
- Dorong Muktamar Luar Biasa PBNU, Mubes Alim Ulama akan Bentuk Presidium
- Transaksi Produk Halal Global Meningkat 3,1 Triliun USD, Indonesia Posisi Ketiga
- 3 Sandera Zionis Tewas akibat Serangan ‘Israel’
- Pemimpin Hamas Umumkan Siap Perang Atrisi Melawan ‘Israel’
- Dubes Palestina Serahkan Surat Kepercayaan ke Raja Spanyol Felipe VI
- Memulai dari Diri Sendiri
- 42 Tahun Pembantaian Sabra dan Shatila