Hidayatullah.com–Sebuah jajak pendapat yang baru diterbitkan Rabu (30/3), menyatakan, hampir setengah dari orang Amerika menentang keterlibatan militer AS di Libya, suatu keterlibatan yang dimaksudkan sebagai strategi politik bagi Presiden Barack Obama.
Survei yang dilakukan oleh Quinnipiac University ini juga mengungkapkan, kebanyakan pemilih yakin misi AS untuk melindungi warga sipil dari Muamar Qadhafi bisa sukses, meskipun ada kekhawatiran operasi itu akan berlangsung panjang.
Selain itu terungkapnya juga tanda-tanda peringatan untuk Obama atas prospek politik makronya, yang penilaian positifnya hanya 42 persen, turun dari 46 persen awal bulan ini.
Responden juga mengatakan, margin 50 sampai 41 persen menyatakan Obama tidak layak dipilih kembali pada tahun 2012.
“Beberapa alasan mengapa Obama menerima penilaian negatif berkaitan terhadap penanganan tentang defisit anggaran, ekonomi, kebijakan luar negeri, perawatan kesehatan, dan kebijakan energi,” kata Peter Brown, asisten direktur universitas dalam penyelenggaraan jajak pendapat.
Pada jajak pendapat lainnya, yang dilakukan sebelum operasi militer AS di Libya, penilaian positif Obama antara 48 dan 51 persen.
Untuk survei yang akan datang, akan dilihat apakah penanganan Obama atas krisis Libya telah merugikan popularitas dan menurunkan pandangan positif untuk dirinya.
Survei Quinnipiac ini selesai Senin sore lalu, pada saat Obama berpidato di televisi ditujukan kepada masyarakat Amerika guna membela strateginya atas Libya, berkaitan kritikan yang menyebutkan programnya tidak fokus dan tidak jelas akhir operasinya.
Meskipun jajak pendapat ini tidak menghimpun reaksi masyarakat atas pidato Obama, hasil jajak pendapat mengungkapkan kekhawatiran publik mengenai operasi Libya. 47 sampai 41 persen responden yang disurvei menentang keterlibatan Amerika di Libya.
Namun, 62 persen pemilih sangat atau agak yakin misi untuk melindungi warga sipil Libya tersebut akan berhasil.
Tetapi dengan bayangan dari konflik berkepanjangan di Iraq dan Afghanistan yang masih berlangsung, 74 persen pemilih sangat atau agak khawatir bahwa Amerika Serikat akan terjebak dalam konflik militer jangka panjang di Libya.
Sekitar 46-45 persen responden menyatakan, perlindungan terhadap masyarakat sipil Libya akan menyebabkan pertempuran bagi pasukan AS, dan bahkan menyebabkan kematian. Tapi 61 persen berpikir, operasi untuk menyingkirkan Gadhafi tersebut tidak sampai menyebabkan pertempuran yang mematikan.
Obama sebelumnya mengatakan, pasukan AS udara akan memainkan peran dalam mendukung operasi di Libya dan bersikeras bahwa ia tidak akan mengerahkan pasukan AS untuk operasi di darat.*