Hidayatullah.com–Mengikuti jejak Inggris, Prancis memutuskan akan mengirim anggota militernya ke kelompok pemberontak guna mengajarkan latihan militer.
Kepada para wartawan (20/4), dengan bahasa yang lebih halus dan diplomatis, jurubicara pemerintah Francois Baroin mengatakan bahwa Prancis tidak akan mengirimkan pasukan ke Libya. Negaranya hanya akan mengirim “sejumlah kecil petugas penghubung militer yang akan ditempatkan bersama Dewan Transisi Nasional guna mengatur perlindungan terhadap warga sipil.”
Dewan Transisi Nasional adalah nama untuk kelompok pemberontak Libya yang selama ini mewakili kelompok-kelompok rakyat melawan kubu Qadhafi di dunia internasional.
Jumlah anggota pasukan Prancis yang akan dikirim untuk melatih rakyat sipil Libya cara menggunakan senjata dan berperang melawan pasukan Muammar Qadhafi berjumlah sekitar 10 orang.
Baroin menolak menyebutkan negara mana saja yang bisa melakukan hal serupa seperti apa yang dilakukannya bersama Inggris.
Sebelumnya Rusia mengatakan bahwa upaya pasukan Barat membantu kelompok pemberontak Libya menggulingkan pemerintahan Muammar Qadhafi berarti melanggar mandat resolusi Dewan Keamanan PBB. Sebab mandat yang diberikan kepada pasukan asing sekedar melindungi warga sipil, bukan menggulingkan Qadhafi. Baca berita sebelumnya Rusia: NATO Langgar Mandat PBB di Libya.*
Keterangan foto: Presiden Nicols Sarkozy berjabat tangan dengan pemimpin kelompok pemberontak Libya Mustafa Abdel Jalil, di Istana Elysee, Paris 20 April. [Reuters]