Hidayatullah.com–Lobi Israel di AS menekan Presiden Barak Obama untuk berperang melawan Iran dan Negara-negara Timur Tengah, demikian kata analis politik.
“Israel melobi AIPAC [American Israel Public Affairs Committee] untuk memberikan tekanan agar berperang melawan Iran,” ujar James Morris mengatakan pada Press TV dalam wawancaranya hari Kamis.
Morris mengatakan, Penasehat Keamanan Nasional Obama Tom Donilon telah dipanggil untuk mengambil tindakan lebih tegas pada Iran.
Analis menambahkan jika neo-konservatif di AS juga merancang perlawanan melawan Suriah semenjak Damaskus mendukung perlawanan Hizbullah di Libanon.
“Apa yang terjadi di Suriah melalui unjuk rasa- unjuk rasa…Saya rasa neo-konservatif melalui National Endowment for Democracy terlibat hal ini, mungkin dalam bentuk kerusuhan di Suriah,” ujar Morris.
“Merek ingin membuat perselisihan di sana (di Suriah) dan membuat presiden Barak Obama mengintervensi seperti apa yang telah dilakukan di Libya,” ujarnya
Morris memimta Negara-negara Timur Tengah agar lebih waspada menghadapi rencana AS dan Israel di negaranya.
“Hal yang bisa saya katakan adalah bersiaplah untuk lebih banyak perang.. hal ini merupakan bagian dari rencana untuk berperang bagi Israel melawan Iran dan Suriah dan Israel benar-benar akan mengawasinya…Kita harus waspada akan hal ini.”
Penyusup
Sementara itu, Koran al-Bina terbitan Libanon membeberkan keterlibatan warga asing dari 11 negara Arab terlibat dalam berbagai peristiwa berdarah di Suriah.
Dalam terbitan edisi hari ini Jumat ini, (20/5) ditulis, pasukan keamanan Suriah dalam beberapa pekan terakhir berhasil membongkar sejumlah jaringan “teroris” serta mengindentifikasi dan menangkap para anggota kelompok tersebut. Aparat menemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa banyak warga asing dari 11 negara Arab yang terlibat dalam kerusuhan di Suriah.
Mereka berasal dari Jordania, Libanon, Iraq, Qatar, Arab Saudi, Oman, Maroko, Somalia, Eritrea, dan lain-lain.
Sebelumnya, koran al-Watan terbitan Damaskus juga mengutip sumber-sumber Libanon yang menyebutkan, sebanyak 300 orang bersenjata menyusup ke Suriah dari tujuh hingga delapan desa di Libanon.
Dalam beberapa hari terakhir, penyusup menyerang pasukan militer dan polisi dalam upaya menyulut instabilitas di wilayah Suriah barat. Pemerintah Suriah pun mengirim berbagai satuan militernya ke wilayah tersebut.*