Hidayatullah.com–Malaysia hari Senin mengecam usulan intervensi militer sejumlah negera, karena menilai pihak-pihak di Suriah yang bertikai mampu menyelelesaikan masalah lewat pembicaraan damai.
“Sebagai negara sahabat, Malaysia tidak ingin melihat Suriah terlibat dalam konflik, yang akan merugikan rakyat Suriah,” kata Anifah Aman, menteri luar negeri Malaysia, seperti dikutip Xinhua Selasa (11/10/2011).
Pernyataan itu disampaikan Aman usai melakukan pertemuan tertutup dengan utusan khusus presiden Suriah untuk Malaysia, Bouthania Shaaban, yang menjelaskan situasi di Suriah kepada Malaysia.
Shaaban melakukan perjalanan ke Malaysia dan Indonesia, sebagai bagian dari upaya pemerintahnya mendekati sejumlah negara di Timur, menyusul sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat dan Eropa baru-baru ini.
Malaysia memiliki hubungan erat dengan Suriah, karena keduanya merupakan anggota Organisasi Konferensi Islam.
“Kami tidak memerlukan intervensi asing, terutama dari negara-negara Barat, untuk mengendalikan situasi di negara kami, sebab kami dapat mengatasinya sendiri,” kata Shaaban kepada wartawan usai bertemu Aman.
Pejabat wanita utusan Suriah itu juga memperingatkan Turki, yang dinilainya memperkeruh suasana di Damaskus.
Ketegangan di Suriah telah berlangsung selama enam bulan. Menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebanyak 3.000 orang telah meninggal dunia selama kekacauan di Suriah.
Jatuhnya korban nyawa, dijadikan alasan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi kepada Suriah.*