Hidayatullah.com–Menteri Luar Negeri Amerika Serkat Hillary Clinton tiba di Libya, Selasa (18/10/2011) siang waktu setempat, untuk bertemu dengan pemerintah pemberontak Libya yang menggantikan rezim Muammar Qadhafi.
Dengan kunjungannya itu Clinton menjadi pejabat asing tingkat kabinet pertama yang mengunjungi Libya, setelah NATO melancarkan serangan udara ke Tripoli pada Maret silam.
ABC News melaporkan, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS menjelaskan bahwa kunjungan Clinton ke Tripoli adalah untuk mengucapkan selamat kepada rakyat Libya atas keberhasilan mereka menggulingkan Qadhafi dari kursi kekuasaan.
Clinton tiba di Tripoli dengan menggunakan pesawat kargo militer C-17, yang dilengkapi dengan persenjataan anti serangan darat ke udara.
Selama di Libya, Clinton akan menemui Mahmud Jibril, presiden Dewan Transisi Nasional, serta Masyarakat Sipil dan Pemuda di Universitas Tripoli.
Clinton kemungkinan besar akan membicarakan masalah nasib 20.000 buah rudal yang hilang dan dikhawatirkan jatuh ke tangan teroris. Puluhan ribu rudal itu merupakan jenis rudal yang diluncurkan dari pundak.
Dalam serangan udara NATO, banyak rudal pundak yang dimiliki Libya berhasil dihancurkan, namun sisanya diketahui hilang.
Washington menawarkan pemerintah pemberontak tambahan dana 10 juta dolar, dari 30 juta dolar yang dijanjikan diawal, untuk biaya pencarian dan pemusnahan rudal-rudal tersebut.*