Hidayatullah.com–Mantan Menteri Perminyakan Sameh Fahmy bertanggungjawab atas penetapan harga jual gas alam Mesir dalam kesepakatan ekspor dengan Israel. Demikian menurut kepala panel yang dibentuk kejaksaan untuk mengkaji kontrak penjualan.
Panel yang diketuai oleh Alya al-Mahdy kepada Pengadilan Kriminal Kairo, hari Rabu (26/10/2011), mengatakan bahwa badan intelijen Mesir tidak terlibat dalam menentukan harga gas yang diekspor ke Israel.
Fahmy dan lima menteri lainnya diadili sejak bulan Mei lalu, dengan dakwaan menghabiskan uang rakyat dan mengambil keuntungan dari kesepakatan ekspor dengan menjual gas di bawah harga internasional, sehingga Mesir mengalami kerugian USD 714 juta.
Pengadilan menunda persidangan hingga 14 Nopember mendatang, untuk menambah saksi baru, menerjemahkan kontrak yang ditulis dalam bahasa Inggris dan beberapa dokumen lain yang terkait dengan kasus tersebut.
Menurut Mahdy dalam kesaksiannya, Sameh Fahmy sebagai menteri perminyakan langsung menyetujui harga jual gas yang diminta perusahaan eksportir East Mediterranean Gas (EMG) — yang dimiliki oleh pengusaha buron Hussein Salem — tanpa menegosiasikannya terlebih dahulu.
Mantan kepala intelijen Mesir Omar Suleiman, menurut Mahdy, tidak terlibat dalam penetapan harga tersebut.
Namun, menurut Al Mishry Al Yaum yang menurunkan laporan ini (27/10/2011), pihaknya pernah menerbitkan korespondensi resmi antara Suleiman dan Fahmy bertahun 2000 hingga 2004, di mana di dalamnya tergambar peran Suleiman dalam mengarahkan kesepakatan ekspor gas dengan Israel yang dilakukan oleh perusahaan eksportir Mesir EMG.
Tapi, menurut Mahdy surat-surat tersebut tidak menunjukkan penentuan harga gas secara spesifik.*
Keterangan foto: Menteri Perminyakan Mesir Sameh Fahmy (kanan) menandatangani kesepakatan ekspor gas alam Mesir dengan Menteri Infrastruktur Israel Benjamin Ben-Eliezer (kiri) di Kairo, disaksikan Perdana Menteri Mesir Ahmed Nadif (berdiri tengah), pada 30 Juni 2005.[Reuters]