Hidayatullah.com–Malaysia berencana mempromosikan penggunaan dinar emas dalam transaksi perdagangan internasional pada Persidangan Ulama-ulama Sedunia (Multaqa) Kamis besuk dan sidang OKI Oktober tahun ini.
Kementerian Keuangan Hashim Ismail mentakana, langkah itu adalah untuk menjelaskan penggunaannya dinar emas di dalam transaksi perdagangan antarabangsa.
?Pememrintah akan mempromosikan penggunaaan dinar emas ini pada persidangan Multaqa dan OKI supaya peserta faham tentang mekanisme dinar emas ini,” katanya.
Menurutnya penggunaan dinar emas itu bukan bertujuan menepikan penggunaan nilai mata uang Dolar Amerika tetapi sebagai upaya mewujudkan sistem pilihan lain yang dapat memberikan persaingan bebas.
Hashim juga menambahkan, sektor swasta di negaranya tengah digalakkan guna mengkaji peluang untuk mengendalikan perdagangan negara dalam mata uang lain termasuk, euro dan dinar emas.
“Ini juga sebagai usaha pememrintah mengangkat martabat sistem mata uang Islam dan membuktikan Islam mampu mengurus ekonomi secara teratur dan bijak, selain turut bias digunakan dalam perdagangan antarabangsa.
Penggunaan emas untuk menjelaskan nilai baki hasil perdagangan dua buah negara adalah berdasarkan konsep Peraturan Pembayaran Duahala (BPA), katanya.
Hashim juga mengatakan, penggunaan mata uang dinar emas ini sebagai langkah untuk mengurangi ketergantungan negara kepada mata uang asing, khususnya dolar AS.
Seperti diberitakan Koran Berita Harian, Rabu (2/7/2003) lalu, dalam pesan pidatonya di ?Konvensi Antarabangsa Mengenai Dinar Emas sebagai Mata Uang Internasional–Alternatif Anjuran Dewan Perniagaan Islam Malaysia Cawangan Kuala Lumpur (DPIMKL) di Pusat Perdagangan Dunia Putra (PWTC), Mahathir menagaku akan segera melaksanakan sistem alat tukar uang yang pernah dikenal di jaman Nabi tersebut pada akhir tahun 2003 ini.
Sebelumnya, dua belas tahun lalu, seperti dikutip tabloid Harakah, pemangku Presiden PAS, Dato’ Seri Tuan Guru Abdul Hadi Awang pernah mengusulkan penggunaan dinar emas untuk digunakan alat tukar di negara-negara Islam.
Dalam sebuah kesempatan saat bersama mantan Perdana Menteri Turki, Prof Necmettin Erbakan dalam pertemuan tokoh-tokoh parlemen Islam di PBB. Abdul Hadi dan Erbakan telah memperbincangkan perlunya dunia Islam mempunyai mata uang bagi membebaskan dari pada belenggu penjajahan dolar AS. (bnm/hrk/cha)