Hidayatullah.com—seorang anggota marinir Amerika Serikat pemimpin pembantaian 24 warga sipil tak bersenjata di Haditha, Iraq, dibebaskan dari ancaman penjara oleh pengadilan militer, lansir Euronews (25/01/2012).
Jaksa penuntut menilai Frank Wuterich, marinir berpangkat staff sergeant, kehilangan kontrol karena melihat salah seorang rekannya terkena bom. Ia lantas memimpin prajurit yag berada di bawah komandonya untuk melakukan serangan balasan.
Wuterich mengakui, ia memerintahkan anak buahnya untuk menembak lebih dulu baru bertanya kemudian. Meskipun demikian, di ruang sidang ia berkata bahwa dirinya tidak bermaksud membunuh rakyat sipil Iraq.
Dalam serangan di Haditha, Iraq, tahun 2005, sebanyak 24 warga sipil tak bersenjata dibantai Wuterich dan kawan-kawannya. Di antara mereka adalah para wanita, anak-anak, orang tua dan juga seorang pria penyandang cacat yang berkursiroda.
Meskipun membantai puluhan orang tak berdosa, Wuterich dibebaskan dari penjara dan dari dakwaan melakukan pembantaian.
Oleh karena karena ia bersedia mengaku membunuh para warga sipil Iraq itu, Wuterich hanya diturunkan pangkatnya.
Sementara itu, dakwaan serupa yang dikenai kepada enam rekannya juga dibatalkan atau dihentikan dan satu rekan Wuterich dibebaskan dari dakwaan.*